PT Angkasa Pura I Tanggapi Keluhan Warga Terkait Aktifitas Proyek Perluasan Bandara Sam Ratulangi

Jurnal6 Manado – Perluasan bandara Sam Ratulangi Manado saat
ini sementara dikerjakan untuk memenuhi 
target kapasitas  terminal  yang nantinya akan menampung  5,7 juta orang per/tahun.

Namun proses pembangunan di lahan seluas 57,296 hektar
persegi ini menimbulkan permasalahan di tengah masyarakat yang bermukim di sekitar
proyek tersebut.

Keluhan masyarakat khususnya yang bermukim di lingkungan I Kelurahan
Lapangan dan sekitarnya disampaikan  perwakilan warga kepada anggota komisi 4 DPRD
Sulut Melky Jakhin Pangemanan (MJP) pekan lalu.

Ada beberapa  poin
aspirasi masyarakat terkait pembangunan perluasan bandara Sam Ratulangi yang
dikerjakan sejak tanggal 9 Maret lalu, antara lain, aktivitas pengerjaan proyek
pengembangan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado telah menyebabkan
kebisingan, polusi debu dan sumur keruh/kotor/becek.

Sementara aktivitas pengerjaan proyek pengembangan Bandara
Internasional Sam Ratulangi Manado dinggap mengganggu dan/atau merusak
ketenangan, kenyamanan waktu istirahat dan jam tidur, serta berdampak pada
lingkungan;

Selain itu kebisingan yang ditimbulkan oleh aktivitas
pengerjaan proyek pengembangan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado
dengan frekuensi yang beragam, keras/nyaring, sering dan berulang di waktu jam
istirahat (20.00 – 06.00 WITA) mengakibatkan susah tidur dan/atau terbangun dari
tidur serta menganggu ketenangan pada malam hari atau waktu beristirahat.

Akibat dampak dari Kebisingan, Polusi Debu dan Sumur
Keruh/Kotor/Becek yang diakibatkan oleh aktivitas pengerjaan proyek
pengembangan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado dikhawatirkan mengancam
kesehatan khususnya  warga yang bermukim
di sekitar Bandara.

Disisi lain terkait Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) proyek pengembangan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado  tidak melibatkan warga khusunya yang ada di Lingkungan
I Kelurahan Lapangan dan sekitarnya.

Terkait hal tersebut pihaka Angkasa Pura bersama PT. Adhi
Karya  sebagai Kontraktor Pelaksana
Proyek Progress Pekerjaan Perluasan Bandara Sam Ratulangi menyampaikan
klarifikasi kepada sejumlah wartawan Rabu,(/7/2020)

Dalam Konferensi pers, GM Angkasa Pura I Manado Minggus Gandegua  bersama jajarannya didampingi pimpinan proyek PT. Adhi Karya Raden Wahyu Prayogoi mengatakan,  keluhan masyarakat terkait kebisingan dari pengerjaan proyek, itu sama saja dengan pesawat landing.

“Pesawat landing di bandara 24 jam, kebisingan yang
dikeluarkan juga saya kira sama dengan kebisingan pengerjaan proyek ini. Jadi
saya rasa masyarakat sekitar sudah terbiasa dengan itu,” ungkap Minggus, di
kantor PT. Adhi Karya.

Lanjutnya Minggus,  keluhan warga soal air sumur yang kotor/keruh,
pihak Angkasa Pura dan PT.Adhi Karya telah menindak lanjuti  yakni dengan turun ke lokasi guna mencari tahu
dampak pengerjaan proyek tersebut.

“Kemarin kami turun ke lokasi bersama sama dengan Dinas
Lingkungan Hidup guna melakukan survei dan sampai hari ini hasilnya belum
keluar. Jadi kami lakukan langkah awal yakni memberikan tandon-tandon, namun
masalahnya disini ada warga yang terima tapi juga ada yang tidak terima,”
katanya.

Minggus Gandegua  juga
menepis  soal keluhan warga yang tidak
dilibatkan dalam Analisis  Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL).  Dalam hal ini
pihaknya justru melibatkan Pemerintah Kelurahan yang merupakan perwakilan
warga.

sebenarnya sudah ada yang mewakili yang masyarakat yaitu
Lurah Lapangan kecamatan Mapanget g ikut dalam sidang AMDAL  yang dilaksanakan di salah satu hotel di Manado.”
pungkas Minggus. (stem)

banner 468x60

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan