Buaya Berukuran Besar Kembali Muncul di Pantai Amurang dan Sungai Ranoyapo, Warga Semakin Resah, Minta Pemerintah Segera Evakuasi Hewan Berbahaya Itu

Sangihe881 views

Amurang, Jurnal6.com

Warga yang tinggal di pesisir Pantai Teluk Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan, resah. Keberadaan buaya berukuran 4 meter yang mondar-mandir di teluk Amurang, antara Pantai Desa Matani sampai di pantai Kelurahan Ranoyapo, jadi pemicu. Dikhawatirkan, buaya berukuran sangat besar itu akan memangsa warga.

Tidak hanya terlihat di pantai Desa Matani, Bitung dan Kambiow, buaya itu juga sering terlihat di sungai Ranoyapo, belakang Kelurahan Buyungon, Rumoong Bawah, hingga di muara sungai belakang Kelurahan Ranoyapo dan Kelurahan Kawangkoan Bawah.

Penampakan terbaru, terjadi pada Jumat (2/6/2023). Buaya itu muncul di wilayah Kelurahan Kawangkoan Bawah dan di kawasan jembatan panjang Ranoyapo. Kemunculan buaya berukuran sangat besar ini menjadi bahan tontonan warga dan sempat diabadikan.

Diperkirakan, buaya yang sering muncul di Pantai Teluk Amurang dan Sungai Ranoyapo itu berjumlah 4 ekor. Pasalnya, kemunculannya sering bersamaan di beberapa lokasi.

Semakin sering munculnya buaya berukuran besar ini, membuat resah warga yang tinggal di lokasi-lokasi rawan itu. Dikhawatirkan, akan ada warga yang akan diterkam buaya itu.

Kendati demikian, belum ada upaya dari pemerintah untuk menangkap dan mengevakuasi hewan melata berbahaya itu. Wargapun semakin khawatir.

“Kami berharap pemerintah dapat segera menangkap dan mengevakuasi buaya di Sungai Ranoyapo dan yang sering muncul di pantai Teluk Amurang, sebab keberadaan hewan buas itu sangat meresahkan warga,” kata Donny Winokan, warga Kelurahan Ranoyapo.

Kekhawatiran warga, bahkan mereka sampaikan melalui media sosial. Mereka berharap ada tindakan nyata dari pemerintah untuk mengevakuasi hewan melata itu.

“Minta tolong dank kasiang kalo ada petugas yang boleh mo tangani ini binatang kasiang kalo boleh mo loku pake apa kek depe nama itu,loku jo kasiang beking resah masy tuhari lagi 1 ekor da kasana kamari di PANTE DESA MATANI sampeΒ² torang masy kurang tako jaga turun ka pante apalay mo kase anakΒ³ mandi ato bermain bola di pante.jadi kalo boleh sapa jo tu boleh mo tangani ini binatang jang tunggu mo ada korban ini binatang mo makang πŸ™πŸΌπŸ™πŸΌπŸ™πŸΌπŸ™πŸΌ

Mohon di tindak lanjuti πŸ™πŸΌπŸ™πŸΌπŸ™πŸΌπŸ™πŸΌ,” tulis akun Anggie Senduk di grup media sosial.

Permohonan warga melalui media sosial ini mendapat tanggapan banyak orang. Mereka setuju dengan permintaan evakuasi hewan berbahaya itu.

“Jangan sampai, sudah ada korban dulu baru pemerintah bertindak. Lebih baik mencegah daripada mengobati,” tutur Stenly Tambaani, warga Minsel.(csr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *