Jurnal6 Manado – Politisi Golkar Yongkie Liemen menyatakan keseriusannya bertarung di Pilkada Kota Manado yang akan digelar serentak September 2020 mendatang.
Meski saat ini proses pengajuan nama yang akan diakomodir partai berlambang pohon Beringin ini sementara berlangsung, namun konsep untuk membangun Kota Manado telah disiapkan terutama permasalahan banjir dan kemacetan yang sering dialami warga.
“Kalau memang dipercayakan masyarakat saya siap melaksanakan. Karena misi saya selama saya masih kuat dan ada kesempatan saya bisa gunakan untuk orang lain. Istilahnya pakailah aku Tuhan selagi aku masih ada. Kalau-pun saya diberi kepercayaan, kase waktu pakita, dua tahun kalau tidak ada perubahan kita mundur, “ tandas YL sapaan akrabnya. Selasa (11/2-2020)
Menjadi pemimpin itu menurutnya jangan jadi penguasa namun harus menjadi pelayan masyarakat.
“ Kalau menjadi pemimpin kalu cuma jadi penguasa lebih baik tidak usah, karena menjadi pemimpin itu harus jadi pelayan bukan penguasa. Masyarakat harus merasakan buah atau hasil kepemimpinan yang ada. Buat apa kalau masyarakat sudah mempercayakan namun hasilnya gagal, berarti pemimpinnya juga gagal. Pemimpin itu dikatakan berhasil apabila masyarakatnya sukses dan sejahtera, itu baru bilang pemimpin yang berhasil.” terangnya.
Menjadi pemimpin di Kota Manado diakuinya memiliki banyak tantangan serta permasalahan termasuk soal kemacetan dan banjir. Liemen menegaskan harus ada langkah terobosan dalam membuat terhadap persoalan tersebut.
“ Pemerintah Kota harus melakukan kebijakan peremajaan kendaraan dan berani melakukan terobosan membuat jalan baru. Kalau anggaran daerah tidak mampu bisa minta ke pusat, tidak perlu malu. Jangan cuma ada niat tapi nda mo beking. Begitupun masalah banjir harus dibangun terlebih dahulu di hilir dimana air mengalir keluar melaui pantai atau sungai, itu yang perlu diperlebar kemudian diikuti perbaikan saluran di hulu dan lain-lain. Kalau sudah seperti itu saya yakin pasti akan lancar, “ terang politisi yang dikenal blak-blakan ini.
Disisi lain sebagai kota tujuan wisata Manado harus mandiri. Bagaimana meningkatkan perkembangan kota di bidang pariwisata, harus jelas konsepnya.
“Kita membangun pariwisata tidak bisa hanya mengandalakan Bunaken, banyak sekali potensi wisata yang bisa dikembangkan. Intinya bagaimana meninggalkan kesan bagi wisatawan sehingga bisa kembali lagi ke Manado sehingga berdampak di sector penunjang seperti hotel, ekonomi kreatif terlebih bagi masyarakat kota Manado secara umum, “ pungkasnya. (stem)