Gara-gara Saling Klaim, Proyek Jalan Tondei-Pelita Terancam Dipindahkan, Gubernur Olly Dondokambey Diminta Turun Tangan

Manado, Jurnal6.com

Kabar akan segera dibangunnya jalan antara Desa Tondei dan Dusun Pelita, bakal hanya menjadi mimpi. Saling klaim antara Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), anggota DPR RI dan JPKP bahwa proyek itu ada karena lobi mereka, kans jadi penyebab batalnya proyek ini. Warga Dusun Pelita pun khawatir akan akibat dari kisruh ini.

Karena saling klaim itu, akun facebook bernama Djenri Keintjem, mengancam akan memending proyek senilai Rp21 milyar itu ke lokasi lain. Ancaman kemudian diubah lagi dengan akan memindahkan proyek itu ke tempat lain. Alasan dia, proyek itu adalah proyek aspirasi yang dia perjuangkan sebagai anggota DPR RI, tetapi sudah ribut diklaim oleh orang lain.

Kisruh saling klaim ini muncul ketika ada pemberitaan media yang menyatakan bahwa proyek jalan dan drainase Tondei-Pelita ini adalah hasil lobi Bupati Minahasa Selatan (Minsel), Franky Donny Wongkar.

Klaim itu termuat pemberitaan beberapa media online. Salah satu judul beritanya adalah: “Bupati Franky Wongkar Sukses Lobi Pusat, Dapat Rp21 Milyar untuk Jalan Tondei-Pelita.”

Setelah klaim Pemkab Minsel melalui media ini beredar, muncul lagi klaim dari oknum yang mengaku anggota JPKP, bahwa proyek jalan dan drainase Tondei-Pelita adalah hasil lobi mereka, langsung ke Presiden Joko Widodo.

Oleh pihak JPJP, tetap bertahan bahwa proyek itu adalah hasil lobi mereka.

“Proyek mana saja yg mokerja silakan yg pasti kerja dgn benar,, karna jln tondey pelita ini dri dlu tidak ada yg berinisyatif mo bantu , saat jpkp masuk,, dan bermohon pengajuan kpda presiden sekarang pada ribut karna semua terlaksana jpkp pe jalur (Proyek mana saja yang akan dikerjakan silahkan dikerjakan, yang pasti kerja sengan benar. Karena jalan Tondei-Pelita ini, sejak dulu tidak ada yang berinisiatif mau bantu. Saat JPKP masuk dan bermohon pengajuan kepada Presiden, sekarang pada ribut karena semua terlaksana karena jalur JPKP),” tulis Katrin Werupangkey, melalui akun media sosialnya.

Klaim Pemkab Minsel dan dari JPKP ini, kemudian dimentahkan oleh Djenri Keintjem. Menurut penyampaian secara terbuka melalui akun facebook Djenri Keintjem, proyek jalan Tondei-Pelita adalah hasil dari aspirasi yang dia usulkan ke Kementerian PUPR.

Bahkan, untuk membuktikan bahwa dialah yang melobi proyek itu, bukan beberapa oknum yang mengaku-ngaku, dia menyatakan bisa memindahkan proyek itu ke tempat lain.

“Dari pd ngoni ribut pro kontra, qt kase pindah ini program, karna ini aspirasi dari kita bkn reguler pupr (Daripada ribut pro kontra, saya pindahkan program ini, karena aspirasi ini – proyek jalan Tondei ke Pelita- dari saya bukan reguler dari Kementerian PUPR),” tulis akun Djenri Keintjem.

Bujukan warta Desa Tondei agar Djenri Keintjem tak terpengaruh dengan klaim orang lain dan tidak membatalkan proyek itu, tak bisa mengubah keputusannya.

“Ttp kita pending skrg, nanti brikut jo (Tetap saya pending sekarang, nanti lain kali aja,” tulis Djenri Keintjem.

Kisruh saling klaim yang bakal membatalkan proyek jalan Tondei-Pelita, mengundang kekhawatiran warga Desa Tondei dan Dusun Pelita. Menurut warga, perang klaim itu tidak seharusnya mengorbankan kepentingan warga Tondei-Pelita.

“Yang saling klaim itu kan bukan warga dari Desa Tondei dan Dusun Pelita, mengapa kami yang harus jadi korban? Kata Eben Telew, saat dimintai tanggapannya oleh Jurnal6.com.

Warga pun meminta Gubernur Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) untuk turun tangan. Sebab, beberapa oknum yang saling klaim adalah bagian dari Pemerintahan.

“Tolonglah pan Gubernur Olly Dondokambey turun tangan. Kami khawatir, hanya gara-gara saling klaim jasa ini, proyek yang membawa kesejahteraan bagi orang banyak akan batal,” pinta Eben, warga Dusun Pelita.

Seperti diketahui, jalan penghubung Desa Tondei dan Dusun Pelita, beberapa bagiannya rusak sangat parah. Kendaraan roda 4 tak bisa lagi melalui jalan itu, selain kendaraan off road.

Karena rusaknya jalan itu, akse warga jadi sangat sulit. Oleh sebab itu mereka berharap perhatian dari pemerintah.

Bahkan, dari Pelita, ada rencana untuk dibangun jalan tembus ke jalan Nasional AKD di Desa Durian. Jadi, jalan Pelita akan menjadi jalan yang sangat penting karena menghubungkan jalan desa dan jalan nasional.(csr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *