IMAN VS PANDEMI (Roma 8:31-39) Oleh: Dr Sarah Ferneyanan MTh

STA Ginosko408 views

I. KLARIFIKASI KONTEKS DI ROMA
Penganiayaan orang percaya di Roma pada tahun 65 M oleh pemerintahan Romawi disebabkan karena berita Injil. Hal ini sangat menetang iman orang percaya pada masa itu. Namun di tengah-tengah situasi sulit dan genting itu Rasul Paulus memberikan nasehat untuk tetap memilahara IMAN. Nampaknya dalam masa penganiayaan Nerolah, Paulus dan Petrus mati syahid pada tahun 64-65 AD.

Seorang serjana agama Romawi, T.R. Glover menulis sebuah pernyataan terhadap pembunuhan Paulus oleh Nero, “waktunya akan datang dimana orang-orang akan menamakan anjing-anjing mereka dengan nama Nero, dan akan menamakan anak-anak lelaki mereka Paulus.

II. IMPLIKASI PENGAJARAN IMAN
Bagian ini Paulus memberikan beberapa Implikasi pengajaran untuk menguatkan iman jemaat agar tidak bergeser dari keyakinan kepada Yesus Kristus, yaitu;


A. PENGHARAPAN (8:31-34)
Pengharapan dalam bahasa latin adalah SPES. Harapan merupakan kombinasi dari hasrat dan pengharapan menerimanya. Hidup dalam pengharapan adalah hidup yang mendasarkan diri pada naugerah keselamatan Allah didalam diri Yesus Kristus. Sebab Allah melibatkan dirinya dalam persoalan manusia agar dapat mewujudkan rencanNya. Pengharapan didalam Yesus seperti sauh yang kuat dan aman bagi jiwa yang kita labukan samai kebelakang (Ibr 6: 19-20).


B. DEKLARASI IMAN

  1. Komitmen Beribadah
    Di tengah-tengah kesulitan beribadah kepada Allah karena tekanan pemerintahan Romawi namun, orang-orang percaya tetap mengobarkan imannya kepada Yesus Kristus walaupun bawah KATAKOMBE dengan bersimbolkan ICHTHUS: yang artinya Yesus Kristus Tuhan Penyelamat. Ini adalah suatu upaya orang-orang beriman yang tidak mau memisahakan diri dari pertemuan ibadah. Mengapa? Karena ibadah adalah penghormatan tertinggi kepada Allah. Didalam Ibadah orang percaya melalukan TRILOGI gereja yaitu kononia (bersekutu), marturia (bersaksi), diakoni (melayani).
  2. Janji Allah Kepada Orang Pilihan
    Ancaman maut semakin mendekat orang percaya, yaitu penindasan, kesesakan, penganiayaan, kelaparan, ketelanjangan, bahaya, dan pendang. Ini adalah hal yang tidak mudah untuk diterima secara akal sehat. Sebab mungkin saja hal di atas akan membahayakan hidup dan nyawa seseorang/ orang percaya. Namun, nasehat iman dari rasul Paulus lewat pengilhaman Roh Kudus, bahwa;
    a. Tidak ada yang memisahkan kita dari kasih Kristus. (35)
    b. Kemenangan bagi orang pilihan-Nya (37a)
    c. Kristus mengasihi kita (37b)
    C. IMAN MENGALAHKAN PANDEMI
  3. Pandemic adalah epdemi penyakit yang menyebar diwilayah yang luas hingga saat ini masih menyebar di dunia secara luas dan di Indonesi secara khusus yang mengakibatkan peningkatan angka kamatian yang didalamnya ada sekian banyak orang mengakhiri kehidupan termasuk orang percaya. Dengan adanya peningkatana kasus kematian tersebut, maka pemerintah berupaya mengeluarkan aturan yang di kenal secara luas ialah 5M yaitu; memakai masker, mencuci tangan, jaga jarak, menghindari kerumanan, membatasi mobilisasi dan interaksi. Namun usaha tersebut sepertinya belum cukup memberikan sebuah solusi yang paten, sehingga ditingkatan lagi upaya lain untuk menolong masyarakat yaitu melalukuan vaksinasi secara variatif.
  4. Iman. Asas utama orang Kristen adalah kepercayaan kepada Yesus Kristus. Iman Dalam bahasa Yunani ‘Pistis’ adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan ‘Pesteo’ adalah bukti dari segala sesuatu yang diharpakan. Jadi iman adalah suatu keyakinan sentral yang diajarkan oleh Yesus sendiri dalam kaitannya dengan Injil (kabar Baik) yaitu kabar yang melepaskan dan membebaskan manusia dari dosa dan penindasan apapun termasuk Pandemi/Covid 19.
  5. Apakah Iman Vs Pandemi?
    a. Ya, sebagaimana sudah dikemukakan di atas bahwa Iman adalah dasar dari segala sesuatu, maka tidak ada suatu persoalan hidup orang percaya yang tidak didasarkan tidak dijawab oleh iman. Mengapa iman? Karena iman adalah suatu pengharapan di dalam Yesus Kristus lewat karya penebusan yaitu kematian dan kebangkitan-Nya. Maka orang benar hidup oleh iman (Rom 1:17) sebab segala aktivitas manusia tanpa iman adalah dosa. Dalam kaitannya dengan kematian orang berimanan, teks lain mengatakan bahwa berbahagialah orang yang mati di dalam Tuhan adalah suatu aktivitas Allah yang telah teragendakan untuk manusia baik hidup maupu mati. jadi persoalan mendasar adalah semua orang pasti mati. Namun kematian itu terjadi melalui berbagai bentuk atau cara yang sudah ditentukan Allah, sebagaimana teks mengatakan, penindasan, kesesakan, penganiayaan, kelaparan, ketelanjangan,bahaya dan pedang. Bahkan mungkin ditambahkan pandemic; Covid 19, demam berdarah, diare, kanker dan penyakit atau virus lainnya. Dalam bentuk lainnya lewat pesawat, kapal laut, mobil atau hal lainnya, semuanya disimpulakn bahwa hal-hal yang sudah disebutkan di atas adalah suatu fasilitas yang dipakai Allah unttuk mewujudkan rencaNaya. Sehingga tidak ada suatu usaha manusiapun yang dapat menggalkan rencana Allah termasuk kematian lewat pandemic/
    b. Jika demikian bagaimana dengan upaya medis dalam mengatasi pandemi? Ya, sebuah upaya yang dilakukan oleh pemerintah lewat para medis dalam pengangan pabdemi itu baik. Namun semua upaya manusia atau medir itu hanya memperlambat kematian manusia. tetatp tidak dapat memperhambat/menggalkan rencana Allah. Sebab segala sesuatu termasuk pandemic tidak dapat menggagalkan kasih Tuhan.

III. KESIMPULAN

Dari berbagai implikasi diatas maka dapat dismpulkan bahwa apapun yang dihadapi orang percaya tetap;

  1. Berpengharapan kepada Tuhan
  2. Tetap mendeklarasikan iman lewat Trilogi Gereja
  3. Memiliki iman yang mengalahkan dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *