FDW-PYR Balas Kritikan Rosa dengan Seabrek Program Kerja, Wongkar: Biar Masyarakat yang Menilai

Minsel270 views

Amurang, Jurnal6
Baru seumur jagung memimpin, Bupati dan Wakil Bupati Minahasa Selatan (Minsel), Franky Donny Wongkar dan Petra Yani Rembang (FDW-PYR) mulai banjir kritikan. Salah satu pengeritik yang eksis mengeritik FDW-PYR di media sosial adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Minsel, Robby Sangkoy (Rosa).

Nyaris setia hari ada kritik yang dialamatkan kepada FDW-PYR. Keduanya tetap bungkam. Bagi FDW-PYR, kritik tak harus dibalas dengan kata-kata, tetapi dengan kerja.

“Saya dan pak Wakil Bupati tidak akan membalas kritik itu dengan kata-kata, tetapi kami akan menjawabnya dengan program yang akan mensejahterakan masyatakat,” kata Franky Wongkar, ketika dimintai tanggapannya soal kritik Rosa, Rabu (7/4/2021).
Buktinya, kata dia, meski mereka belum lama memimpin, tetapi sudah ada sejumlah program kemasyarakatan yang mulai dijalankan.
“Program santunan dana duka, insentif untuk tokoh agama dan tunjangan untuk warga lanjut usia (lansia), sudah mulai jalan. Belum lagi program pengadaan mobil ambulance dan pembangunan Laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) di Amurang dan Tompasobaru. Itulah yang menjadi jawaban kami dari kritik itu,” terang Franky Wongkar.

Dari semua program itu, kata FDW, tidak ada yang salah. Sebab, semua program tersebut adalah aspirasi rakyat dan sangat pro rakyat.

“Sekarang menjadi pertanyaan, apanya yang salah dari program itu? Apanya yang salah dari pemberian dana duka, insentif untuk lansia dan lainnya? Salahnya di mana? Jadi biarlah masyarakat yang menilai, karena yang kami berikan kepada rakyat adalah program kemasyarakatan,” terang Franky Wongkar.

FDW mengaku bahwa kritik yang dialamatkan kepadanya tidak membuat dia terganggu.

“Kritik demi kritik yang masuk akan kita jadikan pelecut untuk tetap fokus pada program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Silahkan masyarakat yang menilai,” ungkap Franky Wongkar.

Saat ini, kata Franky Wongkar, Pemkab Minsel tengah membahas refokusing. Sebab ada penarikan keuangan dari pemerintah pusat sebesar Rp40 miliar. Ini berarti ada pengurangan anggaran yang sangat besar.

“Tetapi kami akan memperjuangkan agar refokusing itu tidak akan menghapus anggaran program pemberdayaan masyarakat,” pungkas Franky Wongkar.(csr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *