Kronologi ‘Eksekusi’ Pimpinan ISIS Al-Baghdadi, Trump: Sambil Merintih, Menangis dan Berteriak

Internasional309 views

Suriah, Jurnal6
Pemimpin ISIS dunia, tewas. Dia diserang tim khusus militer Amerika Serikat. Ledakan bom rompinya sendiri mengakhiri petualangan Abu Bakar al-Baghdadi. Berikut kronologi penyerangan berujung tewasnya al-Baghdadi.

Gemuruh suara delapan helikopter militer Amerika Serikat mengejutkan sejumlah warga di sebelah barat laut Suriah pada Sabtu tengah malam lalu. Suara semacam itu sangat tidak biasa bagi penduduk daerah tersebut yang tinggal di daerah perbatasan Suriah yang relatif sepi.

Rentetan suara tembakan dan ledakan kemudian terdengar bersahutan dalam beberapa jam kemudian sampai akhirnya suara jet tempur melancarkan serangan udara.

Di Washington, Amerika Serikat, Presiden Donald Trump kemudian menulis pesan di Twitternya: “Sesuatu yang besar baru saja terjadi.”

Laman the Wall Street Journal melaporkan, Senin (28/10), perburuan pemimpin ISIS Abu Bakar al-Bagdhdadi menjadi prioritas keamanan nasional Amerika Serikat dan sekutu mereka, milisi Kurdi sejak kantong terakhir ISIS di sebelah timur gurun Suriah berhasil mereka rebut.

Salah seorang mantan anggota ISIS yang ditahan di penjara sebelah utara Suriah awal tahun ini mengatakan kepada the Wall Street Journal, dia diinterogasi oleh tentara Amerika dan ditanya di mana lokasi para pemimpin ISIS, termasuk Baghdadi. Pemuda 18 tahun itu mengaku dia tidak tahu di mana lokasi mereka dan tahanan lain juga ditanya hal yang sama.

Dalam beberapa pekan terakhir, pejabat AS mengatakan pencarian Baghdadi menjadi semakin fokus setelah ada informasi intelijen yang memberitahu lokasi Baghdadi bersembunyi.

“Kami sudah mengepungnya,” kata Trump.

Trump menuturkan AS terutama mengandalkan intelijennya sendiri untuk mencari lokasi sang pemimpin ISIS itu.

“Kami tidak butuh banyak bantuan,” ujar Trump.

Namun seorang pejabat di Badan Intelijen Irak mengatakan mereka memberikan lokasi koordinat Bagdhadi berdasarkan informasi yang diperoleh dari sejumlah orang dekat Bagdhadi yang sudah ditangkap. Pemimpin militer Turki dan Kurdi juga mengatakan mereka punya informasi intelijen terkait Baghdadi.

Sabtu malam lalu, sekitar tengah malam waktu setempat, pasukan khusus AS menggelar penggerebekan di sebuah daerah terpencil di Kota Barisha, Provinsi Idlib, Suriah. Daerah itu adalah satu-satunya lokasi yang belum dikuasai baik oleh pasukan Suriah dan sekutunya maupun oleh tentara SDF, sekutu Amerika.

Lokasi tersebut diidentifikasi dalam laporan intelijen yang diperoleh dari Turki 48 jam sebelumnya. Pasukan AS sebelumnya tidak pernah aktif di wilayah itu. Seorang warga lokal memperkirakan jumlah penduduk di sana sekitar 3.000 jiwa dan sekitar 1.000 orang adalah pengungsi dari berbagai wilayah di Suriah yang datang dalam beberapa tahun terakhir. Media sosial mengungkap lokasi penggerebekan berada di luar sebuah desa.

Wilayah tempat penggerebekan itu selama ini dikuasai oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS), organisasi teroris yang sebelumnya punya kaitan dengan Al Qaidah dan punya jaringan dengan kelompok ekstremis lain. Di daerah ini anggota HTS menghalangi sejumlah pengunjuk rasa mendekati wilayah Bab al-Hawa di perbatasan Turki-Suriah ketika mereka berdemo memprotes rezim Suriah dan sekutunya, Rusia pada 20 September lalu.

Trump menyebut ada jeda waktu tanpa kepastian setelah konfirmasi awal lokasi Baghdadi di sebelah barat laut Suriah. Pemerintah AS meyakini Bagdhadi masih mungkin berpindah lokasi. Selama ini dia semakin lihai untuk tidak terdeteksi. Dia membawa banyak uang tunai, sering berpindah-pindah dan menghindari memakai ponsel, kata Trump.

Tapi rupanya Baghdadi tidak berpindah lokasi dan pejabat AS menerima konfirmasi tambahan tentang lokasi Baghdadi. Misi pun dimulai.

Menurut pejabat AS, Jumat lalu Menteri Pertahanan Mark Esper menunda jadwal keberangkatannya ke Washington dari Brussels supaya dia bisa mengikuti rapat rahasia sejumlah petinggi militer di sebuah ruangan di Pentagon yang dikenal dengan nama ‘tank’. Dalam rapat itu petinggi militer menyampaikan rencana final untuk mengejar Bagdhadi.

Sabtu sore sekitar pukul 17.00 di Washington, Trump masuk ke Ruang Situasi di Gedung Putih dengan Wakil Presiden Mike Pence, Kepala Komando Militer Jenderal Mark Milley, dan sejumlah pejabat lainnya. Trump mengatakan keputusannya untuk memberi izin operasi dengan mengerahkan sejumlah besar personel militer yang tangguh dalam risiko cukup sulit.

Trump menuturkan, Rusia, Turki, Irak, dan Suriah sudah diberi peringatan awal bahwa pasukan AS akan menuju lokasi itu, tapi mereka tidak diberitahu alasannya.

Pejabat militer AS mengatakan, markas komando pasukan AS di Irbil, Irak, siap memantau operasi itu. Sebelum tengah malam waktu Irak Sabtu lalu, delapan helikopter militer AS mengangkut tim pasukan khusus AS, persenjataan dan anjing militer yang berangkat dari sebelah barat Irak.

Mereka terbang melintasi wilayah Turki dan memasuki Suriah untuk menuju Barisha, dekat Idlib. Dalam perjalanan selama 70 menit itu, Trump mengatakan, mereka ditembaki oleh sejumlah orang. Pejabat AS menuturkan, mereka kemungkinan adalah militan lokal yang tidak tahu soal misi penting itu.

Helikopter militer AS membalas serangan itu dengan rentetan tembakan.

Ketika mereka tiba di lokasi, helikopter mendarat dan pasukan elit pun bergegas mengepung bangunan diduga tempat Bagdhadi bersembunyi. Baku tembak dengan para pengawal Baghdadi tak bisa dihindari. Trump mengatakan pasukan AS mengebom sebuah dinding bangunan dan mereka disambut dengan rentetan tembakan.

“Mereka meledakkan dinding untuk merangsek masuk dan pertempuran gencar terjadi,” ujar Trump yang mengatakan korban tewas di pihak Baghdadi cukup banyak tanpa menyebut jumlahnya.

Di tengah pertempuran, seekor anjing militer memburu Baghdadi yang berusaha melarikan diri lewat sejumlah terowongan bersama tiga anaknya, ujar Trump.

Baghdadi meledakkan rompi bom bunuh diri di sebuah ujung terowongan buntu “sambil merintih, menangis dan berteriak,” kata Trump. Tapi Trump menolak mengatakan dari mana dia tahu Baghdadi merintih.

Meski gua terowongan itu diperuntukan Baghdadi dan tiga anaknya, tapi pasukan AS bisa mendapatkan sampel DNA sang pemimpin ISIS yang diperiksa di lokasi oleh ahli yang ikut dalam misi. Trump menuturkan, sebagian dari serpihan tubuh Baghdadi dibawa oleh pasukan AS.(jrl/mdk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *