Pelayaran di Sangihe Lumpuh Akibat Cuaca Buruk

Sangihe460 views

Sangihe, jurnal6.com

Hantaman gelombang tinggi dan angin kencang yang terjadi pada 10 Januari 2023, sebanyak 2 kapal yang diberangkatkan dari Pelabuhan Nusantara Tahuna harus berteduh di Pelabuhan Siau Kabupaten Sitaro.

Tinggi gelombang yang mencapai 2,5 Meter sampai 4 Meter diprediksi masih akan terjadi hingga 13 Januari 2023.

Hal ini dikatakan Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas ll B Tahuna Hopried Balirangen, SIP.MM ketika dikonfirmasi soal pemberangkatan kapal dari Pelabuhan Nusantara Tahuna.

“Jadi memang untuk 2 Kapal yang berangkat semalam (10/1) harus defiasi di Pelabuhan Siau akibat gelombang tinggi,” ungkap Balirangen.

Dikatakan Balirangen, Faktor keselamatan pelayaran juga menjadi penting sehingga kapal harus berteduh sampai situasinya lebih baik.

“Saya kirakan factor keselamatan pelayaran itu penting sehingga kapal harus menepih kalau dipaksa akan berbahaya, tetapi sesuai informasi siang jam 12 salah satu kapal sudah melanjutkan pelayaran ke Manado,” tambahnya.

Lanjut dia, Sebagai pemegang otoritas di Pelabuhan Tahuna , keselamatan pelayaran tentunya menjadi hal utama yang harus diperhatikan juga oleh penyedia jasa. Mengacu cuaca ekstrem yang masih saja terjadi maka untuk pelayanan kapal dari Tahuna-Manado baik kapal cepat maupun kapal malam mulai 11 Januari dihentikan sementara dengan melihat perubahan cuaca.

“Jadi untuk hari ini tidak ada pelayaran kapal, dan ke depan tentunya melihat perubahan cuaca jika memungkinkan,” Jelasnya.

Selain menunda keberangkatan kapal penumpang pihak KUPP juga melarang dan menghimbau masyarakat nelayan agar tidak nekat melaut. Menurut Balirangen selama tidak ada perubahan atau kondisi cuaca belum membaik pihak KUPP tidak mengeluarkan ijin terutama bagi Kapal nelayan.

“Saya menghimbau masyarakat tetap memperhatikan cuaca terutama bagi masyarakat nelayan agar tidak nekat melaut dan pastinya pihak KUPP tidak mengeluarkan ijin,” imbaunya.

Dia menambahkan, Dampak cuaca ekstrem yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Sangihe juga merusak fasilitas publik berupa pelabuhan di Kampung Lipang yang diperkirakan persentase kerusakan di atas 50 persen. Terkait hal itupun KUPP telah menyampaikan secara berjenjang ke Pemerintah Propinsi dan Pusat.(Ady)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *