Diduga Ada Empat Pejabat Pemkot Plus 2 Kontraktor Terlibat Proyek Insenerator di Plaza Senayan

MANADO,JURNAL6.COM- Kasus dugaan Korupsi yang melilit serta melibatkan sejumlah pejabat di jajaran Pemerintah Kota Manado diera rejim terdahulu terus disoroti oleh Ketua LSM Anti Korupsi yang tergabung dalam Masyarakat Jejaring Anti Koruptor Sulut (MJKS).

Merekapun MEMPERTANYAKAN KESERIUSAN PENYIDIK KEJAKSAAN NEGERI (Kejari) Manado dalam menangani sejumlah kasus dugaan korupsi, diantaranya kasus dana hibah CSR Bank Sulut Gorontalo (BSG), yang diduga melibatkan beberapa nama oknum pejabat Pemkot Manado, dan kasus insenerator di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Manado dengan melibatkan Kepala Dinas TM serta beberapa kepala bidang yang menjadi PPTK.

Data yang diperoleh dari hasil kajian (MJKS), kasus dana hibah CSR Bank SulutGo tersebut sudah terang benderang karena sudah ada barang bukti dan pelakunya. Sementara baru-baru ini pihak Kejari sendiri sudah menjanjikan akan segera menetapkan tersangka kasus dugaan korupsi insenerator.

Alhasil, MJKS pun sudah mendapatkan dan mengantongi data serta diduga ada beberapa nama Pejabat yang diduga ikut terseret dalam aliran dana Mega proyek Insenerator. Bahkan para pejabat tersebut, telah melakukan pertemuan di Jakarta tepatnya di area PLAZA SENAYAN.

Informasi yang diperoleh, para pejabat tersebut adalah pihak Kontraktor, Kepala Dinas Catatan Sipil serta Kepala Dinas Lingkungan Hidup selaku Kuasa Penguna Anggaran.

“Kami sudah melihat foto mereka saat melakukan negosiasi di Jakarta tepatnya di kawasan elite Plaza Senayan,” beber Ketua MJKS Stenly Towoliu, Jumat (09/07/2021) kepada Media online ini.

Lebih jauh katanya, kami mendesak agar pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Manado segera menuntaskan kasus dugaan korupsi Insenerator agar kepercayaan masyarakat tetap melekat dihati korps baju coklat ini.

“Pokoknya kuat dugaan ada enam pejabat yang ada di foto saat negosiasi proyek Insenerator di Jakarta tepatnya di Plaza Senayan,” tegasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Manado Julises Ohelers SH, saat dimintai keterangan menjelaskan bahwa, kami tidak pernah ikut terlibat dalam kasus proyek Insenerator. Bahkan kalau ada foto , itu merupakan wajah yang mirip dengan saya.

“Kita nyanda pernah ka Plaza Senayan, itu muka kemungkinan sama. Dan saya berani bersumpah diatas Alkitab,” pungkas mantan Kadis DLH ini.

Dugaan penyimpangan pengadaan 4 unit insinerator umum dan 1 unit insinerstor medis berbandrol Rp11 miliar tersebut bermula dari Penunjukan Langsung (PL) oleh pengguna anggaran (Kepala Dinas).

“PL dilakukan tanpa kajian teknis yang jelas terhadap rekanan yang pada awal lelang sudah dianulir oleh panitia lelang/ULP dengan alasan waktunya sudah mendesak dan barangnya sangat dibutuhkan,” jelas pihak Kejari .

Kejanggalan lainnya adalah meskipun masa kerja sudah ditambah sampai pertengahan Januari 2020, tapi pekerjaan belum selesai namun dana sudah dicairkan 100 persen sehingga terjadilah polemik diantara para rekanan sendiri maupun dengan Kepala Dinas tentang belum atau sudah dibayarnya pekerjaan tersebut yang berujung adanya blokade/dikuncinya incenerstor oleh salah satu rekanan. Sehingga sempat tidak bisa dioperasikan meskipun akhirnya bisa dipakai walau tidak maksimal sampai sekarang

Dan keseriusan penyidikan perkara tersebut telah dipanggilnya sekitar 7 orang saksi terdiri dari pihak dinas, panitia lelang dan rekanan yang sudah diperiksa bahkan penyidik Kejari Manado sudah berkoordinasi dengan pihak Politeknik yang sudah turun kelapangan guna memeriksa kondisi insinerator yang diduga bermasalah.

(Team JM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *