Warga Sulut Harus Mampu Berkompetitor di Era Masyarakat Ekonomi Asean

Catatan : Ronald Gampu

Seharusnya kita sebagai masyarakat di Sulawesi Utara dan warga Kota Manado tidak perlu mengucapkan “selamat tahun baru 2021 nanti” saat kita akan berpesta merayakan pergantian tahun 2020. Tapi kali ini, marilah kita ucapkan dengan istilah yang agak sedikit berbeda, selamat tahun baru Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sementara bergulir saat ini.

MEA atau lebih dikenal dengan sebutan keren Masyarakat Ekonomi Asean, memang sudah bergulir ditahun 2016 lalu. Itu berarti lalu-lintas barang dan jasa di Negara Negara Asean lainya sudah lama berjalan.

Bagi para Profesional, itu artinya kita lebih muda bekerja di Negara Negara Asean lainya, namun juga ada ancaman terhadap Profesional Asing yang bisa masuk bekerja di Negara kita yang nota bene akan bersaing dengan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia termasuk di Kota Manado.

Ironisnya, dalam persaingan MEA saat ini setidaknya ada delapan Profesi yang terkena imbas kebijakan pasar bebas tenaga kerja yakni,  Teknik, Arsitek, Tenaga Pramuwisata, Akuntan, Dokter Gigi , Tenaga Survey, Praktisi Medis serta Perawat.

Tak pelak, menghadapi MEA saat ini , Pemerintah Sulawesi Utara dan terlebih khususnya Masyarakat yang ada di Kota Manado , diharapkan tidak tinggal diam alias “Berpangku Tangan” dalam mempersiapkan semua era Kompetitor saat ini.

Pembinaan individu kelembagaan melalui pelatihan dan Sertifikasi bagi angkatan kerja yang ada di Kota Manado baik dikalangan Kawula Muda, Instruktur ,Asesor serta dukungan buat pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) sekaligus mempersiapkan (SDM) mutlak dilakukan oleh Pemerintah Kota.

Seperti yang kita ketahui yang telah dilakukan oleh Kementerian Kominfo pada bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi. Sehingga untuk masuk ke dunia Profesional sekarang ini, SDM kita haruslah mempunyai Ijazah Akademis, Sertifikasi Kompetensi dan sering kita lupakan adalah Sertifikasi Profesi.

Mungkin kita sebagai warga Negara yang baik termasuk warga di Kota Manado memiliki keluhan, kenapa banyak sekali tuntutan Ijazah dan Sertifikasi untuk dapat bekerja ? Apakah pengalaman kerja saja tidaklah cukup ? Memang didalam dunia tenaga kerja saat ini, untuk mendapatkan tenaga kerja yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan sangatlah susah, namun begitu untuk memecatnya lebih susah lagi.

Dan apabila calon tenaga kerja tidak dapat menunjukan Portofolio pekerjaan yang tepat, maka Sertifikasi Akademis, Profesi dan Kompetisilah yang akan menjadi landasan perusahaan penerima lapangan pekerjaan. Pun harus diingat, hanya mereka yang Profesional dibidang Tehknik, Arsitek dan Tenaga Survey yang tergabung dalam Profesi Insinyur Indonesia, menjadi salah satu ujung tombak untuk bisa berkompetisi antar tenaga kerja diera MEA saat ini.

Alhasil, untuk bisa bersaing, kita sebagai masyarakat Sulawesi Utara dan warga Manado paling tidak harus memiliki empat komponen penting yaitu, Menguasai Bahasa Asing. Sebab jika kita menguasai Bahasa Asing, kita pun akan mampu bersinergi dengan orang – orang Asing yang masuk ke Kota Manado.

Kedua adalah, kita harus memiliki Networking sebagai bentuk menjalani kerjasama dengan orang orang yang memiliki masa depan. Dan ketiga adalah Negosiasi, untuk menentukan berapa persen keuntunganku saat bertransaksi dengan masyarakat Asean. Dan yang terakhir adalah, Publik Speaking yakni, kita boleh saja “Cerdas” dan “Hebat” bahkan punya banyak keahlian sehingga bisa menciptakan sesuatu yang bisa mengubah dunia. Tapi kalau kita tidak memiliki kemampuan untuk berbicara dihadapan orang banyak maka isi kepalamu tak akan tersampaikan kepada dunia. Apalagi di era MEA saat ini, peluang untuk bekerja diluar negeri pastilah akan lebih besar . Sebab kita harus bisa mempresentasikan rencana, ide dan kreativitas kepada para klien dan juga Business Partner.

Saya mendukung dan memberikan apresiasi ucapan Bapak Walikota Manado GS Vicky Lumentut yang meminta diera MEA saat ini,seluruh masyarakat di Kota Manado sebagai Barometer ibukota Provinsi akan merasakan dampak positif yang ditimbulkan dengan bergulirnya MEA saat ini.

Walikota pilihan rakyat inipun mengucap kan,  MEA memberikan tantangan bagi kita semua masyarakat untuk tidak menjadi tamu di Negeri sendiri, sebab Negara tetangga kita sudah menyiapkan ribuan tenaga Sopir yang sudah diajari berbahasa Indonesia yang konon siap eksodus ke Kota Manado.

Dan untuk mengimbangi serbuan pekerja ASEAN, kita harus memperkuat kemampuan diri sebagai tenaga kerja lokal dengan cara meningkatkan potensi dan kualitas diri.

Marilah kita terus meningkatkan kualitas dan pengetahuan sehingga kita warga Sulawesi Utara dan masyarakat Manado bisa bersaing dengan para tenaga kerja Asean.

Ucapan sang Walikota itu patut saya berikan apresiasi, sebab mereka yang Berkualitas serta Profesionalah akan tetap bertahan diera MEA saat ini. Sedangkan yang “Lebay” dan tidak “Gaul” akan terhempas dengan sendirinya.

Semoga ,kita sebagai warga Sulut khususnya masyarakat di Kota Manado bisa bersaing dengan pencari kerja dari Negara Asean yang datang menyerbu masuk ke Kota Manado.

@ Tunjang Pariwisata Sulut

@ Torang Sulut

@ Torang Rukun

@ Torang Manado

@ Torang Diberkati

(ONAl GAMPU )

Jakarta , 16 Pebruari 2020)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *