Angka Pasien Sembuh Covid-19 Capai 98 Persen, Pasandaran: Stigma Negatif Terhadap Rumah Sakit Sangat Tinggi

Sangihe217 views

Sangihe, Jurnal6 – Bulan Maret ini, setahun Covid-19 melanda dunia termasuk di Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Namun, penanganan pandemi Covid-19 di Sangihe, patut diacungi jempol. Angka pasien sembuh di atas 98%.

Namun demikian stigma negatif dari masyarakat terhadap rumah sakit dan pada pasien itu sendiri sangat tinggi yang menjadi perhatian semua pihak.

Hal itu dikatakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Liung Kendage Tahuna, dr Handry Pasandaran terkait penanganan pasien Covid 19 di Kabupaten Sangihe.

Menurut Pasandaran, ada ketakutan tersendiri bagi masyarakat saat berobat ke rumah sakit apalagi hasil pemeriksaan di diagnosa mengarah ke Covid 19 padahal presentasi kematian akibat Covid 19 masih sangat rendah.

“Sepanjang Maret hingga Desember 2020 semuanya di tangani sesuai prosedur walaupun memang selama ini menjadi pr bersama itu khusus rumah sakit adalah masih tingginya stigma negatif yang terkesan sangat ketakutan berobat ke rumah sakit,” ungkap Pasandaran.

“Hal yang paling mereka takuti dari pengamatan kami itu sangat berkaitan dengan masalah pemakaman protokol Covid, jadi semacam sikap cemas bahkan mungkin bisa masuk dalam kategori paranoid seolah-olah ketika masuk ke rumah sakit lalu terdeteksi rapid antigennya positif Covid mereka takut dengan orang tua,keluarga saudara yang mereka kasihi ketika meninggal nanti akan dimakamkan secara Covid itu yang pertama. Yang kedua stigma dari masyarakat yang akan cenderung memberikan sangsi sosial,” tambahnya.

Lanjut dikatakannya, dengan penganan maksimal secara bertahap pasien Covid 19 di Kabupaten Sangihe cenderung menurun namun stigma di masyarakat masih tinggi di perparah dengan sangsi sosial yang mengasinkan pasien Covid. Masyarakat di ajak bersama-sama mendukung upaya pemerintah memutus penyebaran Covid 19 dengan mematuhi protokol kesehatan dan senantiasa begandengan tangan memberikan suport.

“Padahal penularan Covid ini tidak semudah yang di sampaikan banyak orang dalam arti asalkan kita semua menerapkan protokol kesehatan dengan ketat saat kita beraktifitas diluar rumah bahkan saat kita ketemu dengan keluarga yang masuk dalam ketegori kontak erat beresiko tinggi dengan pasien covid yang sementara di rawat kita tidak perlu kwatir sepanjang kita masih menggunakan prokes yang ada, memakai masker, menjaga jarak dengan mereka dengan jarak yang aman minimal satu setengah sampai dua meter, mencuci tangan atau mandi sepulang sampai rumah setelah kontak dengan orang resiko tinggi,”kata Pasandaran.

Ia berharap peran semua pigak di jajaran pusat kesehatan masyakat TNI-Polri tokoh agama dalam memutus mata rantai penyebaran Covid 19 sekaligus menghilangkan stigma negatif terhadap rumah sakit dan pasien Covid 19

“Harapan kami ke depan tentunya menyelesaikan stigma ini bukan hanya tanggung jawab fasilitas kesehatan seperti rumah sakit ini butuh dukungan kerjasama semua pihak, baik itu Puskesmas fasilitas kesehatan di wilayah dukungan TNI-Polri bahkan seluruh instansi pemerintah, sekolah dan lain-lain,”tutupnya. (Ady)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *