Manado, Jurnal6
Penertiban sejumlah lokasi Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Sulawesi Utara (Sulut), menuai apresiasi positif warga. Dinilai, penertiban itu akan memberikan dampak yang baik bagi kelestarian lingkungan hidup. Lingkungan terjaga, nyawa manusia pun terhindar dari bencana.
Kabar bahwa Kapolda Sulut, Irjen Pol Drs.Royke Lumowa SH, MM, akan menertipkan dan menutup PETI, mendapat dukungan aktivis pemuda Lolayan, Sehan Ambaru SH.
Menurut Ambaru, penindakan hukum yang tegas perlu dilakukan dan itu harus didukung. “Akan tetapi, jangan hanya kemudian fokus di salah satu titik PETI saja. Jika benar mau menertibkan ataupun menutup PETI, tangkap semua cukong perusak hutan dan semua PETI harus ditutup, alat beratnya disita sebagai bukti,” tandas Ambaru dalam realese yang dikirim ke redaksi Jurnal6.
Dia menilai, ketegasan Kapolda Sulut dalam menindak tegas berbagai aktivitas tambang tanpa izin, menjadi harapan masyarakat.
” Langkah penertiban Itu harus didukung. Namun kemudian kami juga akan melihat proses penindakan hukumnya tuntas apa tidak. Apa bisa Kapolda menangkap para cukong sebagai pemodal PETI di BMR?” tantang Ambaru.
Ia menambahkan, keberhasilan Kapolda menutup PETI di Gunung Bota (Maluku Utara) harus juga di aktualisasikan di BMR.
”Kalau di Maluku lokasi PETI hanya terpusat di Gunung Bota, tetapi untuk wilayah BMR yang terdiri dari 4 kabupaten dan 1 Kota ini, berbeda dengan wilayah Maluku. Sebab, seluruh wilayah BMR terdapat PETI, baik Itu Bolmong, Bolsel, Bolmut, Boltim, maupun Kotamobagu. Maka tertibkan dan tutup seluruh PETI, serta tangkap oknumnya,” semburnya.
Diapun menyebut sejumlah oknum yang diduga terlibat dalam aktivitas ilegal itu. Ada oknum berinisial F, SW, A, S, T, IM alias Wan.
Untuk membantu pihak kepolisian, Ambar mengaku akan melaporkan masalah itu ke KPK.(jrl)