Harga Cengkih Anjlok, Petani Sulut Mulai Tebang Pohon

Manado, Jurnal6.com

Petani cengkih di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) kembali dibuat kecewa. Anjloknya harga cengkih jadi pemantik. Kini, mulai ada petani yang menebang pohon cengkih.

Freddy Merentek, petani cengkih di Desa Tondei, Kecamatan Motoling Barat, Kabupaten Minahasa Selatan, mengaku sangat kecewa.

“Kami petani cengkih kecewa dengan pemerintah yang seakan tidak peduli dengan nasib petani cengkih di Sulawesi Utara. Seharusnya pemerintah turun tangan ikut menjaga stabilitas harga cengkih jika mengalami penurunan harga secara drastis seperti sekarang,” kata Freddy.

Menurut dia, harga yang berlaku saat ini, yakni Rp80 ribu per kilogram, membuat petani cengkih rugi. Sebab, jika dihitung dengan biaya pemetik, biaya pemeliharaan, biaya konsumsi dan transportasi, petani merugi.

“Bayar pemetik saja 5 ribu rupiah per liternya. Untuk 1 kilogram cengkih kering itu 6 liter banyaknya. Jadi, kalau sekarang harga beli cuma 80 ribu per kilogram, kami rugi. Sebab biaya pemeliharaan selama 2 tahun, biaya transportasi dan konsumsi belum dihitung,” terang Freddy.

Dia berharap, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dan Presiden Joko Widodo di akhir masa jabatannya bisa memperjuangkan harga cengkih bagi petani.

“Mereka kan punya akses langsung ke pabrikan, jadi bisa ada lobi-lobi untuk tidak menurunkan harga cengkih,” imbuhnya.

Karena kekecewaannya harga cengkih anjlok, Freddy menebang beberapa pohon cengkih di kebunnya.

“Lebih baik ditebang saja. Harganya sudah tidak masuk akal. Ganti saja dengan tanaman kelapa,” semburnya.

Harga cengkih mengalami penurunan tajam. Hanya dalam 2 bulan, harga cengkih turun dari Rp125 ribu per kilogram menjadi Rp85 ribu per kilogram. Ada selisih Rp40 ribu per kilogram. Selisih penurunan itu termasuk sangat tinggi.(rul)