Sangihe, Jurnal6 – Sejak salah satu pasien probable yang meninggal dunia dan selanjutnya setelah dilakukan swab terkonfirmasi positif Covid-19, angka kunjungan di Rumah Sakit Daerah (RSD) Liun Kendage Tahuna mengalami penurunan signifikan. Apalagi, beberapa tenaga medis dinyatakan tertular virus tersebut lebih membuat ketakutan bagi masyarakat yang akan datang berkunjung maupun berobat di rumah sakit.
Direktur RSD Liun Kendaghe Tahuna, dr Handry Pasandaran ME mengungkapkan kondisi rumah sakit terkini, terutama ruang isolasi pasien covid pasca adanya penularan virus corona.
“Kondisi Rumah Sakit pada minggu lalu, itu ruang perawatan isolasi penanganan pasien covid tipe natural Erblow, dari 9 tempat tidur itu penuh. Namun setelah pemeriksaan swab dari jumlah pasien yang kami kirim sampelnya hanya satu yang terkonfirmasi positif. Tapi itu pun kondisinya sudah dalam keadaan stabil, dan sudah dinyatakan selesai masa pemantauan atau sudah dipulangkan. Saat ini yang tersisa dirawat hingga kini masih ada dua kasus, masih berstatus suspec dan hasilnya masih ditunggu,” katanya.
Selanjutnya, Pasandaran menyampaikan jika penularan virus corona di rumah sakit, diakibatkan pasien probable yang dirawat, setelahnya meninggal dan hasil swabnya terkonfirmasi positif, dinilai tidak jujur kepada para petugas medis saat dalam perawatan bahwa pasien itu memiliki riwayat perjalanan dari luar daerah.
“Memang setelah lonjakan kasus pada minggu lalu yang ditangani di rumah sakit, masyarakat memiliki ketakutan yang berlebihan. Sehingga berpengaruh pada jumlah kunjungan pasien yang hendak berobat rawat jalan maupun rawat inap. Dalam hal ini terjadi karena stigma yang masih tinggi di masyarakat akibat kurangnya edukasi pada masyarakat. Covid ini memang berbahaya, bisa menular tapi tidak menakutkan karena tingkat kematiannya yang rata-rata masih diangka 5%. Dan dari 25 kasus yang ditangani hanya satu kasus yang teekonfirmasi meninggal karena Covid-19, yang lainnya setelah selesai pemantauan dinyatakan sembuh,” ujar Pasandaran.
Untuk itu Dirinya meminta kepada masyarakat agar tidak khawatir untuk berobat di RSD Liun Kendaghe Tahuna, baik yang hendak rawat jalan maupun rawat inap. Sebab pemeriksaan pasien secara ketat dan memilah pasien menjadi dua kelompok besar, yakni pasien kelompok covid dan non Covid.
“Masyarakat sebenarnya tidak perlu merasa khawatir untuk datang ke rumah sakit. Mengapa? Karena RS Liun Kendaghe Tahuna sejak proses skrining pemilihan kasus untuk masuk ke poliklinik maupun IGD. Kita langsung memeriksa pasien secara ketat, dan memilah pasien menjadi dua kelompok besar, covid dan non covid. Untuk pasien covid tidak digabungkan pelayanannya, baik rawat jalan maupun rawat inap itu
terpisah. Kami melayani pasien covid itu pada ruang khusus isolasi Covid. Jadi prinsipnya untuk pelayanan pasien non Covid di ruangan biasa terpisah dengan pasien yang terkonfirmasi positif dengan protokol kesehatan. Seluruh tenaga medis yang melayani pasien itu memakai APD sesuai dengan protokol dan SOP. Jadi sebenarnya masyarakat tidak perlu khawatir untuk berobat ke rumah sakit,” tegasnya.
Pasandaran pun berharap agar masyarakat yang memang membutuhkan perobatan di RS Liun Kendaghe Tahuna pun disampaikannya. Sebab jangan sampai penyakit dari pasien tersebut semakin parah dan berakibat fatal, karena hanya alasan takut untuk datang ke rumah sakit.
“Ayo ke rumah sakit, kalau memang membutuhkan pelayanan berobat dari rumah sakit, baik rawat inap maupun rawat jalan. Jangan sampai hanya karena alasan khawatir atau takut datang ke rumah sakit, menyebabkan
penyakit si pasien bisa menjadi tambah parah dan bisa berakibat fatal tentunya. Tidak ada yang perlu ditakutkan, karena kami para petugas medis bekerja secara profesional,” pungkasnya. (Ady)