Amurang, Jurnal6
Penggunaan anggaran Dana Desa (Dandes) semakin diperketat. Upaya mengerat uang rakyat oleh oknum tak bertanggung jawab terus dipotong. Salah satu instrumen pemerintah adalah Kasda Online.
Dijelaskan Kepala Dinas (Kadis) Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD), Hendrie Lumapow, Kasda Online adalah sistem pembayaran non tunai. Sistem ini akan segera mengakhiri pembayaran tunai saat pembelian barang oleh Hukum Tua (Kumtua) sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
Sistem ini, kata dia, akan segera diberlakukan di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel). Oleh sebab itu, Dinas PMD sudah berulang kali mengundang Kumtua untuk mempersiapkan sistem keuangan desa yang baru ini.
“Saat ini kami sementara dalam persiapan untuk masuk dalam suatu kegiatan yang dinamakan Kasda Online. Artinya, realisasi penggunaan Dana Desa dengan menggunakan sistem non tunai,” tandas Lumapow.
Saat sistem ini telah resmi diberlakukan, jelas Lumapow, tidak boleh lagi ada Kumtua yang melakukan pembayaran tunai. “Bayar belanja Dandes harus melalui rekening. Semua kegiatan belanja Dandes di desa tidak bisa lagi dengan tunai. Sistemnya sistem aprover. KPA dalam hal ini Kumtua, langsung melakukan pembayaran melalui rekening, kepada misalnya pihak toko, tempat dia membeli semen, pasir, atau bahan lain,” terang mantan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Minsel itu.
Pemberlakuan sistem ini, tambah Lumapow, sebagai antisipasi pemerintah atas beberapa dugaan penyalahgunaan anggaran Dandes oleh sejumlah oknum. “Ini suatu terobosan untuk menghindari perbuatan melawan hukum dalam penggunaan Dandes. Ini langkah pencegahan terjadinya kerugian uang negara,” papar Lumapow.
Hanya saja, jelasnya, sistem Kasda Online akan dilaksanakan jika Bank SulutGo, sebagai Mitra Pemkab Minsel, sudah siap dengan sistem Kasda Online. “Kalau pihak bank sudah siap, kita akan segera memberlakukannya,” pungkas Lumapow.(rul mantik)
