Kabar Baik, Pasien Covid 19 di RSUP Prof Kandow Alami Penurunan Signifikan

Foto : Dirut RSUP Prof RD Kandow Manado Dr.dr Jimmy Palenewen, SpB, KBD

Manadoo – Pasien covid 19 di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. RD Kandow Manado seminggu terakhir ini mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Berdasarkan data sirs online RS Prof Kandow selang dua hari terakhir ini yakni Minggu dan Senin (11-12/4), dari total ketersediaan 247 tempat tidur, jumlah pasien suspec maupun terkonfirmasi yang dirawat di ruang isolasi serta ruang ICU berjumlah 24 orang.

Sementara pasien sembuh sebanyak 4 orang dan meninggal 3 orang.

Begitupun data sirs online untuk Senin (12/4), jumlah pasien covid yang masuk sebanyak 7 orang masing – masing 3 di ruang inap dan 4 di IGD.

Namun diikuti jumlah pasien covid yang keluar sebanyak 5 orang, masing – masing 3 sembuh dan 2 meninggal.

Direktur Utama (Dirut) RS Prof RD Kandow Dr.dr.Jimmy Palenewen, SpB.KBD melalui Kasubag Hukormas Robert Tuwaidan, ST. Msi
mengakui terjadi penurunan jumlah pasien pada awal Minggu kedua April ini.

“Dua hari terakhir sangat signifikan menurun. Tempat tidur di ruang isolasi biasa yang berjumlah 195 itu hanya ditempati 6 pasien suspec dan yang terkonfuirmasi virus covid 8 orang sedangkan untuk ICU terkonfirmasi 7 yang suspec 3 orang, jadi total yang dirawat saat ini berjumlah 24 orang, ” ungkapnya, Senin (12/4/21).

Dikatakan Tuwaidan, tren angka penurunan pasien di RS Prof RD Kandow bisa saja disebabkan faktor kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan.

” Kita bersyukur bahwa kita masih disiplin mematuhi protokol kesehatan terutama masyarakat Sulawesi Utara yang sadar serta tidak memandang remeh virus ini dibanding daerah lain. “tandasnya.

Disisi lain ia berharap masyarakat tidak terpengaruh dengan stigma bahwa pasien yang datang ke RS Prof Kandow akan dijadikan pasien covid

” Pasien yang masuk kan harus melalui screening terlebih dahulu, tidak sembarangan apalagi sengaja menetapkan status pasien menjadi covid padahal tidak. Saya yakin petugas – petugas tenaga medis tidak seperti itu, jadi tidak benar sama sekali stigma yang beredar tersebut, ” pungkasnya. (stem)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *