Unsrat dan Pemprov Sulut, Satukan Langkah Bentuk Koalisi Net Zero, Wujudkan Lingkungan Lebih Bersih

Manado274 Dilihat

Manado, Jurnal6.com

UNIVERSITAS Sam Ratulangi (Unsrat) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara menyelenggarakan Roundtable Meeting bertajuk “Membangun Koalisi untuk Transisi Net Zero di Provinsi Sulawesi Utara”, pada Rabu, 6 Agustus 2025.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program PAIR (Partnerships for Australia-Indonesia Research) yang berfokus pada inisiatif kolaboratif lintas sektor untuk mendorong tercapainya target emisi nol bersih atau Net Zero di kawasan timur Indonesia, khususnya Sulawesi Utara.

Acara ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan strategis, mulai dari unsur pemerintah daerah, kalangan akademisi, pelaku usaha, hingga perwakilan organisasi non-pemerintah (NGO).

Semua pihak berkumpul untuk merumuskan pendekatan bersama dalam mengatasi tantangan perubahan iklim dan menyusun strategi menuju transisi energi bersih secara berkelanjutan.

Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Sulut, Dr Victor Mailangkay, menyatakan komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan. “Sulawesi Utara tidak bisa bergerak sendiri. Kolaborasi seperti ini penting agar kita bisa menciptakan langkah-langkah nyata dalam mewujudkan Net Zero Emission,” ungkapnya.

Sementara itu, Rektor Unsrat Prof Dr Ir Oktovian BA Sompie MEng IPU ASEAN Eng melalui wakil Rektor Bidang Akademik Prof Ir Arthur G Pinaria, MP PhD, menyampaikan bahwa dunia akademik memiliki peran sentral sebagai penggerak dan penghubung pengetahuan ilmiah dengan kebutuhan praktis di lapangan.

“Unsrat berkomitmen menjadi pusat riset dan edukasi dalam mendukung agenda transisi energi dan pembangunan berkelanjutan di Sulut,” ujarnya.

Roundtable ini tidak hanya menjadi wadah diskusi, tetapi juga momentum penting untuk membentuk Koalisi Net Zero Sulawesi Utara. Koalisi ini nantinya akan menjadi forum tetap yang mengawal kebijakan, program, serta langkah konkret dalam menurunkan emisi karbon dan mempercepat transformasi menuju energi terbarukan.

Sejumlah topik strategis turut dibahas, antara lain pemetaan sektor-sektor penyumbang emisi terbesar di Sulut, potensi pengembangan energi terbarukan seperti panas bumi dan tenaga surya, serta pentingnya pendidikan publik dalam meningkatkan kesadaran lingkungan.

Diskusi juga menyoroti kebutuhan dukungan regulasi dan insentif dari pemerintah untuk mempercepat adopsi teknologi hijau di sektor industri dan transportasi.

Pertemuan ini menjadi bagian dari upaya PAIR yang mengedepankan riset berbasis kolaborasi antara peneliti Australia dan Indonesia.

Dengan pendekatan berbasis data dan konteks lokal, PAIR berharap inisiatif ini dapat memberi kontribusi nyata terhadap agenda nasional Indonesia dalam mencapai Net Zero pada tahun 2060.

Melalui Roundtable Meeting ini, Sulawesi Utara diharapkan mampu menjadi model provinsi yang proaktif dalam menanggapi isu perubahan iklim melalui kolaborasi yang kuat antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat sipil.

Hadir dalam kegiatan ini, wakil Rektor IV, Ir Steenie Edward Wallah, MSc PhD dan Kepala LPPM Prof Dr Ir Jefrey Ignatius Kindangen, DEA sedangkan delegasi PAIR antara lain Todd Dias, Konsul Jenderal Australia di Makassar, Ria Arief, Kepala Unit Knowledge to Policy, Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Dr Eugene Sebastian, Direktur Eksekutif Australia-Indonesia Centre (AIC) & Direktur Utama PAIR, Dr Hasnawati Saleh, Direktur Indonesia PAIR Sulawesi, AIC@UNHAS LAB, Vania Budianto (PhD Candidate), PAIR Program Manager, Amdya Hisyam, MA, PAIR Program Officer, Prof Jefrey Kindangen, DEA, Kepala LPPM Unsrat serta Serta para peneliti PAIR dari Unsrat yang terlibat dalam program ini yaitu, Prof. Markus T. Lasut, Dr Donna Okthalia Setiabudhi, Dr Christoffel M O Mintardjo, Dr Grace ECM Korompis. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *