Gulungan Kitab Taurat dari Amerika Tiba di Manado, Rabi Benyamin: Tanda Kemenangan!

Berita Utama, Manado689 Dilihat

Manado, Jurnal6.com

Gulungan Kitab Taurat, atau Taurat Scroll Kosher, berukuran besar tiba di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Kitab Taurat ini diserahkan langsung oleh Rabi David Kunin, Rabi yang bertugas di Amerika Serikat, kepada komunitas keturunan Yahudi dan Ibrani di Kota Manado, Jumat (5/7/2024).

Video terkait: https://youtu.be/8kvKeHdjSMk?si=3j4cABL40Mkj0A72

Prosesi penyerahan Kitab Taurat scroll kosher berlangsung khusyuk. Umat Jewish di Manado yang tergabung dalam The United Indonesian Jewish Comunitty (UIJC), menerima gulungan Kitab ini dengan sukacita.

Sebelum diserahkan, Rabi David Kunin terlebih dulu memeluk Taurat scroll, sambil menyanyikan lagu pujian kepada Adonai, Tuhan pencipta langit dan bumi. Semua umat yang hadir ikut menyanyikan lagu “Torah Mosheh”.

Dipayungi Talit, kain yang biasa dipakai untuk berdoa dan dipegang 4 orang, Rabi David Kunin memberikan gulungan Taurat kepada Rabi Benyamin Meyer, pemimpin UIJC Indonesia, selanjutnya dari Rabi Benyamin menyerahkannya kepada Vicky Ratumbanua, pemimpin UIJC Kota Manado.

Gulungan Taurat kemudian dibawa ke dalam rumah sambil didekatkan kepada setiap orang untuk menyentuhnya. Setelah semua telah mendapatkan bagian, gulungan Taurat itu disimpan di dalam  lemari yang telah dikhususkan.

Usai menyimpan gulungan Taurat, dilaksanakan pemasangan lilin Sabat, perjamuan anggur dan makan roti bersama. Acara dilanjutkan dengan ibadah pembukaan Sabat.

Rabi Benyamin Meyer, ketika diwawancarai Jurnal6.com menjelaskan, hari ini mereka melaksanakan acara penyerahan gulungan Kitab Taurat (Torah Scroll). Itu dibawa langsung dari Pennsylvania Amerika Serikat.

“Hari ini adalah hari menyerahkan Taurat itu. Torah scroll ini dikirim dari sebuah Sinagog di Melrose Pennsylvania, Amerika Serikat,” kata Benyamin Meyer.

Dikatakan Benyamin, Sinagog di Melrose ada 12 gulungan Taurat. Karena jumlahnya cukup banyak, jadi salah satunya dibawa ke Indonesia, di Kota Manado.

“Karena komunitas di sana bergabung dengan komunitas yang lain, tinggal orang-orang tua, sehingga Taurat yang begitu banyak, salah satunya dibawa ke Manado,” ungkapnya.

“Ini untuk pertama kalinya Taurat scroll ada di Manado,” imbuhnya.

Ketika sudah ada di suatu tempat, jelas Benyamin, gulungan kitab Taurat ini harus ada perlakuan khususnya.

“Pertama, Torah itu tidak boleh dipegang tangan hutufnya, nanti akan rusak. Itu untuk orang Yahudi. Kalau agama lain boleh melihat tapi tidak bisa dipegang,” paparnya.

Sebab, kata dia, kitab Taurat itu kosher. Menurut tradisi Yahudi, di mana kitab Taurat itu berada, hadirat Tuhan ada di sana.

“Bagi orang Yahudi, hadirat Tuhan ada dalam kitab sucinya. Jadi, di mana Taurat itu berada, hadirat Tuhan ada di sana. Tidak boleh membelakanginya. Jika Sabat tidak boleh menyalakan handphone, ruangan khusus itu harus diperlakukan sebagai ruang suci,” terang pria bergelas doktor ekonomi manajemen itu.

Gulungan kitab Taurat yang baru tiba di Manado, papar Benyamin, berumur kira-kira 50 tahun.

“Kitab Taurat ini ditulis dengan tangan oleh seorang rabi di atas kulit binatang yang kosher atau halal. Penulisannya memakan waktu 1 tahun. Saat penulisanpun dia menyendiri di dalam satu ruangan dengan jumbai jubahnya tidak bisa menyentuh lantai. Harus suci” kata Benyamin.

Untuk mendapatkan gulungan kitab Taurat seperti itu harus menyediakan dana cukup besar, sebab harganya mahal.

“Harga kitab ini setengah miliar. Tapi tidak sembarangan diperjual-belikan. Harus diteliti dulu siapa dan dari kumunitas mana yang akan membeli,” tandas pengusaha kopi itu.

Oleh sebab itu, pria yang memiliki 4 gelar ini  mengatakan bahwa sangat beruntung komunitas di Kota Manado mendapatkan gulungan kitab Taurat ini.

“Dua hal tanda kemenangan bagi komunitas Yahudi ada dua. Mereka punya Taurat scrol dan punya Sinagog yang didukung pemerintah,” tukasnya.

“Sangat beruntung. Saya juga tidak percaya. Apalagi yang membawa kitab Taurat ini adalah Rabi David Kunin, rabi konservatif,” tambahnya.

Dia berharap dengan adanya gulungan kitab Taurat di Manado, selain hadirat Tuhan ada, juga bisa memanggil jiwa-jiwa keturunan Yahudi untuk kembali.

“Tidak semua bisa kembali. Tapi dari kira-kira 2 ribu orang keturunan Yahudi di Manado, 30 aja yang kembali sudah hebat

 Sebab yang dicari adalah yang benar-benar mau,” jelas Benyamin.

“Sebab kita hanya menghadirkan, tapi yang memanggil adalah Tuhan,” pungkasnya.

Warga Kota Manado, keturunan Yahudi Ibrani, menyatakan rasa terima kasihnya kepada Rabi David Kunin.

“Terima kasih Rabi David Kunin, telah membawakan kami di Manado Taurat scroll. Taurat ini diberikan secara gratis oleh Rabi David dengan menggalang dana. Sekarang kami sudah punya Taurat scroll kosher. Taurat ini akan kami rawat dan kami perlakukan sesuai dengan petunjuk yang disampaikan Rabi,” ujar Victor Noah.(rul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *