Manado, Jurnal6.com
Pesimistis sejumlah kalangan akan keberhasilan pelaksanaan Youth Teens Camp 2024 Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) di Pinilih, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara, tak terbukti. Malah, perkemahan pemuda bertajuk “Be Holy” ini sukses besar!
Lebih dari 14.000 peserta, terdaftar dan ikut YTC. Itu belum dihitung dengan pendamping tim, panitia dan keluarga yang ikut menemani para peserta.
“Peserta yang resmi terdaftar hampir 15 ribu orang,” ungkap Kharisma Rumenser, Koordinator Bidang Publikasi, Dokumentasi, Informasi dan Komunikasi, Jumat (28/6/2024).
Gelombang massa naik hampir 200 persen saat pelaksanaan KKR yang dilaksanakan setiap malam selama berlangsungnya kegiatan. Dari perhitungan disesuaikan dengan luasnya bangsal, lebih dari 20 ribu massa yang hadir dalam KKR.
Puncak membludaknya jemaat yang ikut KKR terjadi pada malam terakhir pelaksanaan KKR, yakni pada Kamis (27/6/2024).
Kapasitas bangsal yang bisa memuat 20 ribu orang, tak bisa lagi menampung jemaat yang datang. Tenda tambahan yang dibangun panitia pun penuh sesak.
Peserta yang lain terpaksa menggunakan tenda-tenda di seputaran bangsal untuk ikut KKR malam terakhir.
Memadainya fasilitas yang disiapkan pantia pelaksana membuat pelaksanaan YTC GPdI Sulut 2024 di Pinilih, sukses. Ratusan WC dan kamar mandi dibangun permanen di lokasi perkemahan.
Bangsal tempat peserta mendapatkan materi dan pelaksanaan KKR, jauh lebih luas dibandingkan dengan bangsal di lokasi perkemahan Buha, Manado.
Kekhawatiran akan terjadi kemacetan di jalan utama pun tidak terjadi. Sebab jalan masuk lokasi lebarnya sekira 40-50 meter.
“Belum lagi dengan fasilitas parkir yang bisa menampung sekitar seribu kendaaraan roda empat,” ungkap Ps Kharisma Rumenser.
Dijelaskan Kharisma, lokasi perkemahan di Pinilih memiliki keunggulan dibanding 2 lokasi sebelumnya yang pernah menjadi lokasi perkemahan.
“Selain lokasinya lebih luas, coba perhatikan, meski selama perkemahan ada di musim hujan, tetapi kondisi jalan dan di dalam tenda tidak berlumpur. Mengapa tidak berlumpur? Karena tanah di lokasi perkemahan berpasir,” papar Kharisma.
Diakuinya, masih ada beberapa kekurangan yang dikeluhkan.
“Kami akan terus berbenah membuat semua lebih baik dari sebelumnya agar pelaksanaan YTC GPdI nanti menjadi lebih baik lagi. Semuanya untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan,” terang Kharisma sambil tersenyum.
YTC GPdI Sulut dimulai pada Senin (24/6/2024). Kegiatan diakhiri dengan ibadah Perjamuan Kudus pada Jumat (28/6/2024).
Sepanjang kegiatan, peserta mengikuti sejumlah lomba, mulai dari lomba Taners, Rebana dan Khotbah.
Ketua Majelis Daerah GPdI Sulut, Pdt Yvonne Awuy-Lantu terus memantau dan mendampingi Panitia Pelaksana, jauh hari sebelum YTC dimulai sampai selesainya.(rul)