Banyak Warga Minsel Tetap Gelar Pengucapan Syukur 10 Juli: So Tradisi, Biar Cuma Sederhana

Minsel676 views

Amurang, Jurnal6.com
Kebijakan pemerintah menetapkan hari Pengucapan Syukur pada Bulan September Tahun 2022, mendapat respon negatif banyak warga Minsel.

Mereka menilai, kebijakan pemerintah itu bertentangan dengan tradisi warga Kabupaten Minsel yang melaksanakan Pengucapan Syukur di tiap Bupan Juli.

“Sejak Tahun 90-an, Pengucapan syukur dilaksanakan pada Bulan Juli. Jadi, pemerintah jangan seenaknya mengubah waktu pelaksanaan Pengucapan Syukur yang sudah berlangsung selama puluhan tahun,” kata Syulce, ibu rumah tangga, saat berbelanja di Pasar Amurang, Sabtu (9/7/2022).

Di media sosial, suara sumbang menolak Pengucapan Syukur pada Bulan September ramai diperbincangkan netizen. Seperti beberapa komen yang dikutip Jurnal6.com di media sosial.

“So jd tradisi pengucapan amurang itu tiap minggu ke-2 bulan Juli. Drg yg bukan asli amurang kwa mo paksakan iko drg pe mau bking bulan September, aneh toch,,,,,” tulis akun Denny Sigar di wall grup media sosial Pikiran Rakyat Minsel.

“Ketika ada upaya untuk merubah pola kehidupan dalam hubungan sosial kemasyarakatan yang secara factual telah melekat dalam cara pikir dan tindakan maka sangatlah mustahil untuk diubah …Bahwa fenomena untuk menghapus tradisi pengucapan sudah ada sejak tahun 90an ketika media massa sudah mulai mengangkat pemberitaan seputar pelaksanaan hari pengucapan syukur dalam konteks total pembiayaan…tapi toh hal2 itu tidak mempan…Terakhir ketika wabah covid 19 melanda ..toh di2 tahun tsb walau dibatasi gerak-gerik masyarakat toh juga tidak mempan tetap ada yang merayakan…Kuncinya.. janganlah pemerintah mengintervensi tradisi apalagi kemudian menentukan waktu yang sebenarnya tidak relevan dengan momen dari mana tradisi budaya pengucapan syukur itu terlahir…Boleh stou torang duduk bersama diskusikan soal keMinahasaan yang dalam banyak aspek so semakin terpuruk…” tulis akun Willem Mononimbar.

Bahkan, netizen lain berpendapat bahwa penolakan warga Minsel soal hari pelaksanaan Pengucapan Syukur pada Bulan September adalah tanda mulai munculnya pembangkangan terhadap kebijakan pemerintah yang tidak populis.

“Gejala pembangkangan,” tulis akun Juulte Leleh.

Penolakan warga soal Pengucapan Syukur di Bulan September pun disampaikan warga kepada anggota DPRD Minsel, Robby Sangkoy.

“Biar sederhana torang mo beking Pengucapan Syukur besok. Itu yang warga sampaikan kepada saya,” aku Robby Sangkoy.

Sebagai tanda ketidaksetujuan terhadap kebijakan pemerintah yang menggeser perayaan Pengucapan Syukur sampai Bulan September, warga Minsel ramai-ramai melakukan persiapan.

Menu dodol, nasi ja’a dan menu makan siang, sudah dipersiapkan warga.(rul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *