Reses Legislator Berty Kapojos di Desa Kawangkoan, Warga : Penamaan Waduk Kuwil Kurang Tepat

Jurnal6 Minut – Kegiatan reses II tahun 2021 anggota DPRD Sulut Berty Kapojos Kamis, (26/8/21) menyambangi masyarakat Desa Kawangkoan Kecamatan Kalawat Minahasa Utara yang diwakili Hukumt ua bersama perangkat desa setempat.

Kegiatan reses kali ini dilakukan secara terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat sehingga hanya menghadirkan perwakilan masyarakat melalui pemerintah desa.

Sejumlah aspirasi disampaikan perwakilan warga kepada legislator Berty Kapojos yang juga menjabat Ketua Komisi III.

Ada hal menarik menjadi aspirasi masyarakat terkait panamaan waduk Kuwil yang berada di wilayah desa tersebut dimana kalau dilihat dari lokasi keberadaan waduk, sebagian besar berada di area desa Kawangkoan sehingga menurut warga alangkah baiknya dilakukan pergantian nama.

” Yang menjadi pertanyaan kami kenapa kok namanya Waduk Kuwil, ini kurang tepat dan membuat kami masyarakat disini cemburu, seharusnya yang paling tepat adalah waduk atau bendungan Kawangkoan Kuwil, ” ujar Alvius Agarai salah seorang warga sekaligus aparat Desa setempat.

Ia juga meminta agar hal ini dapat difasilitasi anggota Dewan untuk memperjuangkan pergantian nama tersebut.

Selain itu aspirasi yang disampaikan warga kepada legislator Dapil Minut Bitung ini diantaranya pembangunan infrastruktur jalan lingkar selatan desa yang kondisi nya sangat memprihatinkan.

Menurut warga usulan pembangunan jalan lingkar tersebut sudah lama diajukan namun hingga saat ini belum juga direalisasikan pemerintah.

” Kami berharap dapat diusulkan kembali bahkan menjadi skala prioritas untuk pembangunan infrastruktur di desa Kawangkoan dan Kalawat Baru, ” harap Alvius

Selain itu masyarakat juga mengusulkan pembangunan jalan pemukiman paving block yang ada di jaga 3, jaga 4 dan jaga 5 dengan total panjang keseluruhan 650 meter

Di sektor pertanian diharapkan ada perhatian pemerintah terkait bantuan bibit jagung dan pupuk.

Warga berharap wakil rakyat di DPRD Sulut dapat memfasilitasi dan memperjuangkan harapan masyarakat di lembaga legislatif termasuk bantuan penerangan jalan di kompleks pastori yang merupakan akses vital bagi masyarakat dalam beraktifitas di malam hari.

Disisi lain terkait masalah tenaga kerja, masyarakat menyoroti ketidak berpihakan perusahaan proyek bendungan Kuwil serta PT Royal Coconut dalam mengakomodir tenaga kerja lokal.

” Pekerja lokal khususnya di desa Kawangkoan tidak mendapat perhatian karena sangat sedikit bahkan sangat sulit untuk diakomodir. Sementara pekerja dari luar banyak yang direkrut, kami yang warga asli disini bisa dikatakan hanya dihitung jari yang kerja disana.” keluh warga. (stem)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *