Diusia ke-398, Ditangan Andrei Angouw dan Richard Sualang Kota Manado Kian “Kinclong”

Laporan : Ronald Gampu,

Manado merupakan salah satu kota terbesar yang ada di Sulawesi setelah Makassar. Kota yang terletak di Sulawesi Utara ini memiliki 11 kecamatan, 87 kelurahan serta memiliki 504 Kepala Lingkungan

Kota Manado dikelilingi daerah pegunungan yang indah dan asri. Tak heran jika udara di kota ini sangat sejuk. Kota Manado sendiri dikelilingi oleh tiga pulau eksotik, yaitu Bunaken, Manado Tua dan Siladen

Menurut legenda yang beredar, kota Manado dulu berasal dari “Wanua Wenang” sebutan penduduk asli Minahasa. Wenua Wenang ini sudah ada sejak abad XIII dan didirikan oleh seseorang yang bernama Ruru Ares yang memiliki gelar Dotulong Lasut yang waktu itu memiliki jabatan sebagai Kepala Walak Ares dan dikenal sebagai salah satu toko pendiri Wanua Wenang yang menetap bersama keturunannya. Bahkan patungnya sampai detik ini berdiri tegak di dalam kawasan Taman Kesatuan Bangsa (TKB)

Menurut riwayat perkembangan sejarah Indonesia, Kota ini sudah dikenal dan didatangi oleh banyak orang dari luar negeri sejak abad ke-16.

Dan tak terasa hari ini tepatnya tanggal 14 Juli 2021 Kota Manado sudah berumur ke-398 tahun sejak berdiri pada tahun 1623. Dan yang menjadi momentum ada tiga peristiwa bersejarah sekaligus yaitu, tanggal 14 yang diambil dari peristiwa heroik yakni, peristiwa Merah Putih yang terjadi pada tanggal 14 Februari 1946, dimana pada saat itu putra daerah Manado bangkit dan menentang penjajahan Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan Negara Indonesia.

Sedangkan untuk Bulan Juli diambil dari unsur yuridis yaitu bulan Juli 1919, yaitu munculnya Besluit Gubernur Jenderal tentang Penetapan Gewest Manado sebagai salah satu Staatgemeente dikeluarkan dan tahun 1623 diambil dari unsur historis yaitu tahun dimana kota Manado dikenal dan digunakan dalam surat resmi yang ada.

Selain itu, ternyata masih ada banyak sejarah yang ada di kota manado yaitu mengenai bahasa Manado. Bahasa ini sendiri berasal dari bahasa daerah sub etnis di Sulawesi Utara.

Penyebutannya berdasarkan dialek orang itu sendiri. bangsa Eropa menyebutnya berdasarkan lidah mereka, lalu orang Portugis menyebutnya sebagai Moradores. Sedangkan untuk bangsa Spanyol menyebutnya sebagai Manados.

Lalu bagi Pemerintah Belanda, mereka menyebut Manado dengan sebutan Manado’s Gebied yang memiliki arti sebagai kawasan Manado. Pun ada banyak versi penyebutan nama Manado yang berbeda diakibatkan karena kesalahan penulisan, penyalinan atau karena pengaruh pendengaran Bangsa Eropa berbeda dengan dialek bahasa lokal.

Meskipun demikian, banyak versi yang berbeda, yang pasti Kota Manado adalah bahasa lokal di Sulawesi Utara yang sudah hampir punah. Tapi nama Manado dikenal berasal dari Kata Manarow atau Manadou yang memiliki arti di jauh atau Negeri yang Jauh.

Tak terasa, pada hari ini tepatnya tanggal 14 Juli tahun 2021 kitapun Pemerintah dan masyarakat ikut merayakan ulang tahun ke-398. Begitu banyak persoalan yang terjadi di Kota yang sejuk nan asri ini.

Alhasil, sejak ditanggani oleh Walikota terpilih pilihan rakyat Andrei Angouw dan Wakil Walikota dr Richard Sualang (AA-RS) dengan masa kepemimpinan baru 2 bulan 4 hari. Namun pembenahan demi pembenahan infrastruktur sudah sangat terasa. Sebut saja, penanganan Sampah di area Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kelurahan Sumompo terus dilakukan, sehingga sampah yang dulunya berserakan dimana- mana mampu ditanggani oleh instansi terkait.

Tak sampai disitu saja, bantuan penanganan ekonomi masyarakat plus penanganan Infrastruktur di setiap kelurahan berbandrol Rp 300 juta ikut dikucurkan oleh Walikota Andrei Angouw dan Dr Richard Sualang .

Merasa belum puas, berbagai terobosanpun dilakukan oleh duo pemimpin hebat ini dengan terus gencar melaksanakan sekaligus mengajak masyarakat untuk ikut menjalani Vaksinasi hebat yang digelar di berbagai lokasi seperti, gereja, rumah ibadah, kantor kelurahan bahkan sampai ke area keramaian di kawasan Mega Mall dan Mantos.

Alhasil lebih hebat lagi yaitu, Pemerintah Kota memberikan edukasi kepada anak anak dan orang tua untuk disuntik vaksin agar mereka bisa memiliki ketahanan tubuh imune serta bisa meredam penyebaran Pandemi Covid-19 yang sedang mengila di Indonesia, Sulut dan Kota Manado.

Tak sampai disitu saja, berkat kejelian sang Walikota, area Taman Kesatuan Bangsa (TKB) tepat dilokasi pusat Kota 45 ikut disulap menjadi kawasan yang asri dan sentrik. Dimana, pada malam hari ada 11 mata air mancur bergoyang kesana kemari, sehingga wajah (TKB) kelihatan terang menderang karena dihiasi berbagai lampu penerangan.

Tak pelak meskipun baru 2 bulan 4 hari memimpin Kota Manado, berbagai torehan prestasi mampu dilakukan oleh Walikota Andrei Angouw dan Wakil Walikota dr Richard Sualang. Dan inipun sudah mampu mereka tunjukan kepada masyarakat bukan hanya “Lips Service” semata.

Harus kita akui, untuk membangun suatu daerah bukan hanya sebatas membalikan telapak tanggan semata, perlu Kerja Keras, Kerja Hebat dan Kerja Tuntas. Apalagi tahun ini adalah tahun ikat pinggang. Dimana sebagian besar anggaran sudah dialokasikan untuk penanganan Virus Corona atau Covid-19. Apalagi, hutang daerah yang diwariskan oleh Rejim lama nilainya mencapai ratusan Miliar yang harus dipikul oleh duo pemimpin hebat ini.

Memang, Walikota Andrei Angouw dan Wakil Walikota Richard Sualang bukanlah seorang dewa yang mampu menyulap Kota Manado langsung menjadi bagus. Masih banyak yang harus mereka benahi, tapi paling tidak, ditanggan mereka Kota Manado diusia yang sudah uzur ini bisa maju dan sejahterah seperti visi dan misi mereka.

Semoga dimasa kepemimpinan dua pemimpin hebat ini , harapan warga Manado untuk hidup sejahterah akan tercapai karena SUARA RAKYAT ADALAH SUARA TUHAN.

(ROGAM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *