Harga Cabe ‘Sepedas’ Harganya, Wakil Rakyat Sulut Minta Perhatian Serius Pemerintah

Nick Adicipta Lomban Anggota Komisi II DPRD Sulut

Manadoo – Kenaikan harga cabe mulai dikeluhkan masyarakat.

Di tingkat pasaran, salah satu bahan kebutuhan pokok ini bahkan sudah berada di kisaran Rp.100.000/kilo bahkan lebih.

Hal ini pun mendapat perhatian serius dari anggota DPRD Sulawesi Utara, Nick Adicipta Lomban.

Menurut personil komisi II DPRD Sulut ini persoalan tersebut tidak bisa dibiarkan namun harus ada upaya pemerintah Provinsi khususnya instansi terkait dalam menekan harga pasaran.

“Apalagi di tengah pandemi saat ini, aktivitas masyarakat dibatasi tentunya berpengaruh pada penghasilan mereka,” ujarnya.

Dirinya meminta instansi terkait pemerintah Provinsi Sulawesi Utara jangan diam namun segera menyelesaikan masalah ini.

“Langkah cepat perlu dilakukan, karena persoalan terkait meroketnya harga rica (cabe) dipasaran sudah berlarut-larut,” ujarnya.

Ia juga menekankan akan segera berkordinasi dengan seluruh personil komisi II untuk segera membahas hal tersebut.

Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulut Edwin Kindangen yang dikonfirmasi Kamis (1/4/21) mengungkapkan, berdasarkan pengecekan di sentra lombok ternyata pembelian di petani cukup tinggi.

Dengan demikian disatu sisi petani justru diuntungkan menikmati harga yang baik.

” Harga lombok nasional juga tinggi berdasarkan pengecekan di wilayah Gorontalo, Makasar dan Surabaya akibat kurangnya produksi sehingga tidak bisa mendatangkan lombok dari luar. Namun hari ini lombok sudah turun ke 85.000,” ungkapnya.

Terkait pengawasan lalulintas distribusi yang dilakukan Disperindag Sulut selama ini menurutnya tidak ada masalah, namun yang jadi persoalan adalah kurangnya produksi petani yang menjadi penyebab tingginya harga cabai di Sulut.

Disisi lain Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Sulut Ir. Novly Wowiling yang coba dikonfirmasi melalui nomor WhatsApp terkait kurangnya produksi cabai petani enggan memberikan tanggapan. (stem)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *