Dukung Program Hemat Energi, Kantor Pemerintahan Pemprov Sulut Dilengkapi Teknologi PLTS Roopftop

Jurnal6 Manado – Program hemat energi melalui teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang diusulkan Gubernur Olly Dondokambey mendapat respon Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).

Saat ini bantuan pemerintah pusat melalui dana APBN tahun 2020 sementara dikerjakan dengan skala prioritas kantor pemerintahan serta fasilitas pendidikan.

Kepala Dinas ESDM Sulut melalui Kabid Energi Charles Taju menjelaskan pengadaan Pembangkit listrik Tenaga Surya (PLTS) Roopftop
merupakan kegiatan tahun anggaran 2020.

Untuk tahap pertama sebanyak lima gedung perkantoran yakni Kantor Gubernur, Kantor PTSP, BAPPEDA, ESDM serta SMK 2 Manado telah selesai dikerjakan tahun 2020.

Lanjut Charles, untuk tahap dua pihak pelaksana proyek PT. WIKA sedang mengerjakan pemasangan PLTS Roopftop di sejumlah Gedung milik Pemprov yakni Kantor DPRD Sulut, Rumah Dinas Gubernur, Bapenda, Dinas Pendidikan, Badan Diklat, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Sosial, Disperindag, Dinas Pangan, DLH, Dinas Kehutanan, Inspektorat, Dinas Perkimtan serta SMA 9 Manado.

” Untuk tahun 2021 atau tahap dua, ada 14 gedung perkantoran dan sekolah sementara dilakukan pemasangan bahkan hampir tuntas, ” ungkap Charles kepada wartawan Rabu, (17/3/21).

“Kita bersyukur upaya Bapak Gubernur bersama Wakil Gubernur OD-SK
yang mengusulkan program ini dan disetujui Kementerian ESDM, “ujarnya

Terpisah Amri Ilyas Taufik didampingi Ahmad Zulfikar dari PT. WIKA selaku pelaksana menjelaskan keunggulan dari penggunaan teknologi PLTS Roopftop.

Dikatakannya selain ramah lingkungan, penggunaan teknologi PLTS dapat mengurangi beban biaya listrik PLN yang merupakan energi terbarukan program Kementerian ESDM dengan tujuan penghematan biaya listrik khususnya di kantor pemerintahan.

” Teknologi PLTS dapat mengurangi dampak kerusakan terhadap lingkungan, begitupun energi yang diperoleh selalu dapat diandalkan selama ada matahari sehingga bisa menghemat tagihan listrik, ” jelas Amri.

Sementara itu terkait perekrutan tenaga kerja pada proyek tersebut Amri mengungkapkan, 80 persen pekerja berasal dari masyarakat lokal sementara sisanya dari luar daerah yang memiliki keahlian khusus.

” Kami juga menerapkan standard keselamatan kerja yang ketat khususnya dalam penggunaan APD mengingat aktifitas pekerjaan mereka berada diatas gedung, “pungkasnya. (stem)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *