Penghentian Konsolidasi PDIP oleh Polisi di Tompasobaru Disoal

Minsel336 views

Amurang, Jurnal6
Rapat konsolidasi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Tompasobaru, Minahasa Selatan, dihentikan sementara. Kegiatan tersebut dihentikan oleh puluhan polisi bersenjata laras panjang. Pucuk pimpinan dan kader Banteng Moncong Putih Minselpun bereaksi.

Protes sempat terdengar dari Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Minsel, Stefanus Lumowa, saat petugas memasuki tenda tempat konsolidasi.

“Boleh pak kita kase kelar sambutan? Soalnya sementara sambutan. Kase dudu dulu pa bapak (Polisi, red). Supaya kita boleh konsentrasi dulu bicara, soalnya so terganggu pak (Boleh saya selesaikan sambutannya pak? Sebab ini sementara sambutan. Beri tempat duduk dulu kepada bapak. Supaya saya boleh konsentrasi berbicara, karena ini sudah terganggu pak),” ketus Lumowa.

Suasana pun sempat tegang. Kehadiran petugas kepolisian di tenda tempat konsolidasi diprotes peserta konsolidasi. Beruntung suasana terkendali saat pimpinan partai mengingatkan peserta.

Kapolres Minsel, AKBP Norman Sitindaon ketika dikonfirmasi, tak menampik pemberhentian sementara itu. Menurut dia, penghentian itu dilakukan karena ada pelanggaran protokol kesehatan.

“Pada Rabu Tanggal 30 September 2020, sekira Pukul 17.30 Wita, bertempat di halaman rumah keluarga bapak Edy Kaeng–Ombeng di Desa Tambelang, Jaga VII, Kecamatan Maesaan Kabupaten Minahasa Selatan, ketika berlangsungnya kegiatan konsolidasi dan sosialisasi Partai PDI-P Kabupaten Minahasa Selatan dalam rangka pemenangan Pilkada Tahun 2020, telah terjadi pelanggaran Protokol Kesehatan Covid-19,” kata Norman.

Diungkapkannya, ada sekira 800 orang yang hadir di sekitar lokasi konsolidasi PDIP. Belum lagi ratusan kendaraan yang digunakan massa.

“Itu dikarenakan para simpatisan dan pendukung dari Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Minsel atas nama Frangky Donni Wongkar dan Petra Yani Rembang (FDW-PYR,red), yang datang memadati di sekitar tenda acara dan di pinggir jalan raya hingga mencapai sekitar 800 orang. Mereka menggunakan kendaraan roda empat berjumlah sekira 50 kendaraan dan roda dua sekitar 100 kendaraan, serta tidak mengindahkan protokol kesehatan Covid-19, yakni tidak menjaga jarak dan sebagian tidak memakai masker,” paparnya.

Sebelumnya, jelas Norman, Kasat Reskrim Polres Minsel, AKP Rio Gumara SIK, bersama timnya dengan menggandeng Panwascam Maesaan, telah melakukan pemberitahuan dan edukasi kepada pihak penyelenggara untuk mematuhi Protokol Kesehatan Covid-19 dan  Maklumat Kapolri Nomor 3 Tahun 2020 tanggal 21 September 2020 tentang Kepatuhan terhadap Protokol Kesehatan dalam pelaksanaan Pemilihan tahun 2020.

“Tapi dikarenakan para simpatisan dan pendukung di luar dari 50 peserta tidak juga meninggalkan lokasi, sehingga saya didampingi Kabag Ops Polres Minsel Kompol Rahmad Lantemona, Kasat Intelkam AKP Jose Trisko, dan Kasat Reskrim AKP Rio Gumara, serta Timsus Patola dan personil yang terlibat dalam Operasi Mantap Praja 2020, mendatangi lokasi konsolidasi dan sosialisasi PDIP serta menemui Ketua Panitia bapak Jhonli Ombeng dan Calon Bupati serta Wakil Bupati Minsel,” jelasnya.

Pada pertemuan itu, lanjut Norman, dia meminta untuk menghentikan sementara kegiatan, seraya menjelaskan bahwa dengan adanya kerumunan banyak orang, dimana tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak, merupakan pelanggaran Protokol Kesehatan Covid-19 dan tidak dibenarkan, dikarenakan sangat mungkin akan terjadi penularan dan penyebaran Covid-19.

“Sehingga dihimbau dan diharapkan kepada pihak panitia dan Calon Bupati dan Wakil Bupati Minsel untuk bisa mengarahkan kepada para simpatisan dan pendukung PDIP di luar dari 50 orang peserta yang diundang, agar meninggalkan lokasi dan kembali ke tempat tinggal masing-masing. Saat itu juga, kami membacakan Maklumat Kapolri Nomor 3 Tahun 2020, Tanggal 21 September 2020, tentang kepatuhan terhadap Protokol Kesehatan dalam pelaksanaan Pemilihan Tahun 2020 dengan harapan untuk dipahami dan dipedomani,” terang Norman.

Dari hasil pembicaraan itu, aku Norman, penyelenggara acara bersedia mengajak ratusan simpatisan dan pendukung untuk meninggalkan lokasi.(rul mantik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *