Dinilai Asal Jadi, Stella Runtuwene Kritik Proyek Anjungan Sulut di TMII

Jurnal6 Manado – Wakil ketua komisi III DPRD Sulut Stella Runtuwene memberikankritikan pedas  terkait pembangunan anjungan Sulut di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.

Hal tersebut disampaikan anggota DPRD Sulut Fraksi Nasdem kepada wartawan di ruang kerjanya usai rapat paripurna dalam rangka penandatanganannya kesepakatan KUA PPAS perubahan APBD Provinsi Sulawesi Utara tahun anggaran 2020 Senin (31/8-20).

Menurutnya, saat kunjungan lapangan bersama tim komisi III di Jakarta terkait progres pembangunan anjungan yang menelan anggaran sebesar 60 milyar terkesan asal jadi bahkan tidak melalui perencanaan yang matang .

“Saya sangat mengapresiasi pemerintah daerah untuk membangun kembali anjungan di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta karena ini menggambarkan wajah Sulawesi Utara. Tapi saat turun melihat keadaan disana sangat disayangkan kalau kita membangun sesuatu dari  yang lama berarti kita berharap sesuatu bangunan yang lebih baik lagi. Namun yang saya lihat disana kebanyakan tiang tiang yang tidak tahu fungsinya apa bahkan tangga yang dibuat di anjungan itu tidak kuat karena goyang “ ungkap Stella.

“ Saat kita naik dari ruangan yang katanya serbaguna tersebut tangganya goyang, itu anggarannya tidak sedikit lo strukturnya seperti apa. Apakah supaya kelihatan anggaran besar dibikin juga tiang-tiang yang besar. Ibu ngomong berdasarkan fakta, “ bebernya.

Ia juga menyentil pembangunan ruangan di anjungan tersebut yang dianggap  justru tidak memiliki fungsi apa-apa padahal ruangan sebesar itu harusnya dimanfaatkan sebagai  ruang serbaguna atau museum foto Sulawesi Utara.

 “Buat apa kita membuang anggaran begitu besar dengan membangun ruang serbaguna namun hanya dipenuhi  tiang-tiang  yang tidak ada fungsinya,  untuk apa, masih banyak tempat yang kita bisa bangun seperti jalan-jalan di Minahasa Selatan misalnya di Kilo Tiga sana banyak yang rusak  belum bisa dikasih anggaran. Anggaran sebesar itu mendingan dibagi ke daerah-daerah lain.”tandasnya.

Tidak hanya itu legislator Dapil Minsel Mitra ini juga menyoal kayu yang dibuat untuk melapisi tembok bangunan yang dinilainya memiliki kualitas sangat rendah.

“ Kelihatannya kualitas kayu murah, karna kalau kualitasnya bagus tidak mudah bergeser antara satu dengan lainnya. Apakah kayu itu masih mentah atau bagaimana.” ujarnya.

Hal senada disampaikan Ketua KomisiIII Berty Kapojos menanggapi kritikan rekannya sesama komisi III tersebut.

“ Betul  yang dikatakan ibu Stella, karena ada bagian-bagian ruangan yang seharusnya dibuat cukup dengan dua tiang saja tapi justru dibuat empat tiang, ini kan sama saja buang-buang anggaran, “ucap politisi PDIP ini.

Disisi lain Sekretaris Komisi III dari Fraksi Golkar Yongkie Liemen bahkan menduga pembangunan anjungan tersebut dimanfaatkan oknum tertentu untuk menguasai proyek  yang dibangun sejak 2018 lalu.

“ Begini jadinya kalau memang ada oknum yang kuasai proyek tersebut tapi pekerjaannya dilakukan orang lain istilahnya cuma pake orang laeng pe nama, “ tandas  Lieman  (stem)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *