Hasil WLN, Dugaan Pencemaran PT Sasa Inti Tidak Terbukti

Jurnal6 Manado – Dugaan pencemaran limbah beracun oleh PT  Sasa Inti Minsel ke  Sungai Tongop berdasarkan hasil verifikasi pengaduan dugaan pencemaran lingkungan yang  direlease  oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) pada saat pertemuan di salah  satu  hotel  di  Minsel 13 Agustus lalu, dugaan pencemaran tidak terbukti.

Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian sampel air ke laboratorium terakreditasi nasional water laboratory nusantara (WLN), di mana hasil uji kualitas air limbah  dibawah baku mutu.

“ Dengan hasil tersebut, membuktikan bahwa perusahaan kami tidak melakukan pencemaran” ujar HD Deputi Head plant Ardyan Herdyanto didampingi HRGA Manager Linda Prang di Manado Jumat (21/8/2020).

Menurutnya, mendirikan perusahaan ini semuanya ikuti aturan pemerintah yang ditetapkan.

“Begitu diinfokan ada dugaan pencemaran pihak perusahaan pun langsung cepat bertindak mengikuti arahan dari DLH minsel untuk sesegera melakukan uji laboratorium ke WLN, “kata Ardhian.

Begitupun Manager HRGA Linda Prang menambahkan hasil laboratorium ada di kantor. “Jadi terbukti perusahaan kami tidak melakukan pencemaran, “jelas Linda.

Sementara itu pihak DLH Minsel melalui Kepala Dinas Roi  Sumangkut menjelaskan hasil uji air  sungai Tongop yang  diambil upstream dan downstream tidak terbukti melakukan pencemaran.

“Hasil uji keduanya dibawah baku mutu yang didukung parameter lainnya. Bahwa PT  Sasa Inti air limbahnya tidak menyebabkan pencemaran sungai Tongop, “tambah Sumangkut.

Sementara terkait pemberitaan media dimana PT Sasa Inti merekrut karyawan yang menjalani isolasi mandiri karena covid 19,  Ardhian menegaskan bahwa setiap perekrutan karyawan yang berasal dari luar/zona merah, PT Sasa Inti menerapkan protocol covid 19 dengan mensyaratkan menunjukan bukti rapid test bagi calon karyawan tersebut.

Hal senada dikatakan Linda Prang HRD Manager PT Sasa Inti menjelaskan soal perekrutan karyawan dari pulau Jawa yang menuding PT Sasa Inti mengabaikan pencari kerja dari Minsel. Dikatakannya bahwa issue tersebut sangat bertolak belakang dengan actual perekrutan di PT Sasa Inti.

“ Karena kami sangat memprioritaskan calon karyawan lokal dengan perbandingan 80 persen local (Sulut) dan 20 persen karyawan lintas daerahpropinsi, kemudian 74 persen karyawan Minsel, 36 persen adalah karyawan luar Minsel dengan total karyawan berjumlah 782 orang.: pungkas Linda. (stem)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *