Pengembangan Bawang Putih Senilai Rp7,7 Miliar Kans Gagal, Petani Usulkan Kembangkan Kentang

Minsel393 views

Amurang, Jurnal6
Proyek pengembangan bawang putih di wilayah Modoinding, gagal. Nyaris, tak ada kelompok tani yang berhasil mendapat keuntungan dari proyek tersebut. Padahal, proyek itu telah ‘menghabiskan’ anggaran sebesar Rp7,6 miliar.

Hal itu terungkap saat kegiatan turun lapangan Panitia Khusus (Pansus) Laporan Keterangan Pertanggungan Jawab (LKPJ) Kepala Daerah, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Rabu (10/6/2020). Temuan Pansus, berhektar-hektar lahan penanaman bawang putih, gagal panen.

Pantauan di lokasi penanaman di Desa Sinisir, Kecamatan Modoinding, umbi bawang putih terlihat sangat kecil. Ada yang hanya sebesar ujung kelingking, ada juga yang lebih kecil lagi.

Menurut petani pengelola pengembangan bawang putih, kegagalan panen itu, kemungkinan disebabkan ketidakcocokan tanah atau iklim.

“Mungkin karena tanahnya tidak cocok, atau iklimnya yang tidak cocok. Bisa juga karena varietasnya,” terang salah seorang kelompok tani saat kunjungan lapangan.

Proyek pengembangan bawang putih yang kans gagal panen itu, dikomentari Ketua Pansus LKPJ, Franky Lelengboto. Menurut dia, proyek tersebut benar-benar tidak memberikan manfaat bagi petani.

“Hampir semua lokasi penanaman bawang putih mengalami kegagalan. Umbinya kecil, dan tidak memiliki nilai ekonomi. Ini benar-benar tidak bermanfaat bagi petani,” kata Frato, sapaan akrabnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Minsel, Franky Pasla, mengakui keluhan kelompok tani itu.

“Iya. Kami memang sudah turun lapangan, dan melihat hasilnya. Menurut para penyuluh, mengapa umbi bawang putih itu kecil, kemungkinan disebabkan waktu tanam yang tidak sesuai atau iklim yang tidak terlalu cocok,” kata Pasla.

Soal aspirasi petani untuk mengganti pengembangan bawang putih dengan program pengembangan kentang, akan dia upayakan.

“Saya akan mengupayakan aspirasi para petani ini. Nanti, usulannya akan saya sampaikan ke Kementerian Pertanian,” tandasnya.

Sebelum turun ke lokasi penanaman, tim Pansus LKPJ bertemu puluhan kelompok tani di gedung BPP Desa Sinisir. Tim yang turun lapangan, yakni, Stefanus Lumowa, Jaclyn Koloay, Meyvi Karuh, Andries Rumondor, Alex Kumaat, Verke Pomantow, Elsye Sumual dan Magritje Lolowang.(jrl)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *