Sidak DPRD Minsel, Beras Bantuan Covid-19 Mulai ‘Balogong’ di Penampungan Pemdes

Minsel350 views

Amurang, Jurnal6
Inspeksi mendadak (sidak) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Jumat (1/5/2020), mengungkap sejumlah fakta mengejutkan. Ditemukan, beras bantuan dari Bulog untuk warga terdampak Covid-19 masih tertahan di rumah hukum tua (kumtua) maupun kantor pemerintah desa. Mirisnya, sejumlah besar beras bantuan itu mulai rusak karena diserang kutu beras.

Pemandangan ini nampak pada inspeksi mendadak (sidak) di Desa Rumoong Bawah, Kecamatan Amurang Barat. 350 kg beras yang sudah diukur per 5 kilogram dalam kantong plastik, sudah mulai rusak.

“Hampir semua kantong beras sudah ada serangga atau kutu beras. Tidak hanya itu, kondisi beras sudah mulai bertepung. Itu tandanya bahwa beras sudah mulai rusak,” ungkap Orwin Tengor, anggota DPRD Minsel, saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di lokasi penampungan beras di beberapa desa, Jumat (1/5/2020).

Dia pun mengkritisi kebijakan beberapa oknum hukum tua yang belum membagikan beras bantuan dari pemerintah pusat itu.

“Beras itu diberikan oleh pemerintah pusat melalui Bulog, karena banyak warga yang sudah sangat membutuhkan bahan makanan disebabkan dampak Covid-19. Tapi aneh, kok belum dibagikan? Apakah mereka mau menunggu rakyat berteriak lapar baru beras itu diberikan?” sembur Tengor.

Disinyalir, rusaknya beras bantuan Bulog untuk warga terdampak Covid-19 di Minsel ini, disebabkan tidak memadainya tempat penyimpanan, serta terlalu lamanya beras itu disimpan oleh beberapa oknum kumtua.

“Penyerahan dari Bulog ke Dinas Sosial Minsel sudah dilakukan sejak dua pekan lalu. Herannya, hingga saat ini beras bantuan itu belum disalurkan seluruhnya. Masih banyak yang tertahan di rumah hukum tua maupun kantor desa. Saya khawatir, kondisi beras akan semakin rusak jika masih ditahan dan tidak disimpan di tempat yang kering,” tandas Jaclyn Koloay, anggota DPRD Minsel.

Oleh sebab itu, Koloay mendesak semua Kumtua se-Kabupaten Minsel untuk segera menyalurkan bantuan beras Bulog itu.

“Harus segera disalurkan. Jangan ditahan-tahan, sebab warga sudah sangat membutuhkannya. Bagi hukum tua yang sudah membagikan beras itu, saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya. Itu berarti mereka peduli dengan rakyatnya yang butuh bahan pokok,” tukas Koloay.

Anehnya lagi, sejumlah Kumtua tidak mengetahui bahwa beras yang dibagikan oleh Dinas Sosial Kabupaten Minsel itu adalah beras bantuan pemerintah pusat melalui Bulog Drive.

“Yang kami temukan di lapangan, beberapa hukum tua tidak tahu bahwa bantuan beras 5 kilogram adalah bantuan pemerintah pusat untuk warga Minsel. Mereka beralasan, pihak Dinas Sosial tidak memberitahukannya. Padahal, ini penting. Sebab, ada bantuan dari pemerintah pusat, ada bantuan dari pemerintah daerah, ada juga bantuan yang diambil dari Dana Desa (Dandes, red),” papar Stefanus Lumowa, Wakil Ketua DPRD Minsel dan diaminkan Paulman Runtuwene, Wakil Ketua DPRD Minsel.

Tidak hanya itu, namun temuan lain mengungkap bahwa berat beras Bulog pe karungnya banyak yang sudah berkurang. Isi 1 karung yang seharusnya seberat 50 kg, ada yang tinggal 32, 35 dan 38 kg per karung.

“Dalam satu karung, sebagian beras tidak lagi 50 kilogram. Di desa kami, hampir semua karung beratnya 30-an kilogram per karung. Ada yang memiliki berat 32, 35 dan 38 kilogram per karung,” ujar Meyvi Karuh, Ketua Fraksi PDIP DPRD Minsel.

 Padahal, informasi yang disampaikan Ketua Komisi I DPRD Minsel, Franky Lelengboto, mereka telah mengecek ke Bulog Drive dan diperoleh data bahwa jumlah beras yang dikirim ke Minsel sebesar 100 ton.

“Informasi yang kami terima, saat beras itu diserahkan oleh Bulog, sudah ditimbang dan jumlahnya tidak kurang dari 100 ton,” aku Frato, sapaan akrab Lelengboto.

Ikut hadir dalam sidak itu sejumlah anggota DPRD Minsel, yakni, Jerry Pangkey, Machritje Lolowang dan Elsje Sumual.(rul mantik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *