Kopdar MJP Bersama Pers Ungkap Covid 19 Bisa Sembuh Tanpa Melalui Pengobatan Yang Spesifik

Jurnal6 Manado – Pentingnya sosialisasi terkait penanganan pandemi Covid 19  khususnya di Sulawesi Utara menginisiasi  legislator Sulut Melky Jakhin Pangemanan  (MJP) gelar Kopdar Senin (16/3-2020)  bersama para jurnalis liputan DPRD Sulut.

Diskusiyang diberi tema Kopdar Covid 19 Pandemic antisipasi penyebaran dan dampaknya di Sulawesi Utara  sekaligus merupakan bentuk pertanggung  jawaban publik terkait kinerjanya sebagai wakil rakyat.

Selain itu Politisi PSI ini melaporkan tentang aduan dan aspirasi yang masuk dari masyarakat dan aduan serta aspirasi yang telah ditindaklanjuti ke pihak-pihak terkait, diantaranya tentang tunjangan sertifikasi guru dan aspirasi guru honorer berusia diatas 35 Tahun

Sementara pada bulan Februari MJP juga bersama komisi IV DPRD Sulawesi Utara telah menyampaikan aspirasi kaum buruh sulawesi utara tentang Omnimbus Law ke DPR RI, serta melakukan kunjungan langsung ke PT. Conch North Sulawesi Cement sebagai upaya keberpihakan terhadap tenaga kerja lokal di PT tersebut dan berbagai kerja lainnya yang dilakukan dan dilaporkan MJP setiap hari kepada publik via sosial media.

Sejumlah narasumber yang memiliki kompetensi  hadir dalam diskusi tersebut  seperti Sekretaris komisi 4 DPRD Sulut dr Fransiskus Silangen, Kepala Dinas Pariwisata Daerah Sulut Henry Kaitjily, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Daerah Sulut dr Steven P Dandel M Ph, serta Taufik Tumbelaka dari Tumbelaka Academic Center (TAC).

Sekretaris Komisi 4 dr. Fransiskus Silangen salah satu narasumber mengungkap  6 mata rantai penyebaran serta beberapa sifat dari virus tersebut .

“ Ini yang penting kita ketahui bersama  bahwa pintu masuk untuk dia (virus) berpindah. Dia bisa masuk ke kita kalau kuman itu langsung masuk lewat tempat masuknya melalui saluran nafas, virus tersebut tidak bisa masuk melalui kulit.” terang Silangen.

Meski semua orang rentan terkena dampak virus tersebut namun menurutnya yang paling memiliki  beresiko tinggi adalah lanjut usia (lansia) serta bagi mereka yang memiliki penyakit bawaan seperti sakit gula, jantung dan pasien cuci darah.

Namun yang menggembirakan terang Silangen 
Covid-19 tersebut ternyata bisa sembuh dengan sendirinya tanpa harus  melalui pengobatan yang spesifik.

“ Pengobatan pasien dengan penyakit ini tidak ada pengobatan spesifik. 80 persen yang gejalanya ringan itu tanpa pengobatan khusus serta tingkat kesembuhannya sekitar 90 persen sedangkan angka kematiannya hanya 3 persen itupun kalau pasien tersebut memiliki penyakit bawaan yang beresiko. Kitapun kalau terkena kita rawat sendiri di rumah, itu akan sembuh. ” tandasnya.

Untuk itu dihimbau masyarakat tetap menjaga imun atau sistim kekebalan tubuh dengan banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan serta makan secara teratur sehingga kondisi tubuh tetap terjaga.

Disisi lain Kabid  Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular  Dinas Kesehatan Daerah Sulut sekaligus  selaku Juru Bicara Satgas Tim Gerak Cepat (TGC) Covid-19 Provinsi Sulawesi Utara dr Steven P Dandel M Ph mengungkapkan pemerintah Propinsi Sulut sejak bulan Januari telah mendeteksi dugaan adanya kasus  virus tersebut di Sulut.

Covid-19 baru menurut Dandel terdeteksi kode genetiknya pada tanggal 17 Januari 2020. Gejala yang dimunculkan hampir sama dengan SARS, MERS dan beberapa penyakit flu lainnya, yang membedakan adalah pola penjangkitan dan fatalitasnya.

“ Dugaan kasus ini pertama kali masuk di Sulawesi Utara tanggal 25 Januari kami melakukan tindakan seperti apa yang kami lakukan sekarang . Sebelum ada kasus terakhir ini sudah ada 7 kasus yang kami isolasi dan kami pantau dan hasilnya negative. Ini adalah pasien ke 8. Ini membuktikan bahwa sistim survailans pengamatan penyakit kita, itu jalan di lapangan. Pemerintah juga sangat siap dan sistim deteksi alert berjalan dengan baik. Per hari ini di Kota Manado sudah ada 10 orang PDP. Dalam menanggulangi Covid-19 Pemerintah sudah melakukan langkah-langkah preventif dengan tetap berhati-hati dalam menyampaikan informasi demi menghindari kepanikan di Masyarakat.  “jelas Dandel.

Sistem penanggulangan Covid-19  tambah Dandel berjalan sesuai standart prosedur yang sudah ditetapkan oleh WHO, sehingga diharapkan masyarakat tidak perlu panik, dengan tetap menjaga kesehatan dan pola hidup sehat. Terkait pasien yang dijadikan PDP, sudah seharusnya ada privatisasi data pasien agar tidak terjadi diskriminasi, masyarakat diminta tidak fokus dengan pasien PDP Covid-19, tapi fokuslah dengan cara menjaga diri masing-masing dari penularan virusnya, karena yang tidak bergejala sekalipun belum tentu tidak terpapar virus.

Disisi lain Kadis Pariwisata Daerah Provinsi Sulawesi Utara Henry Kaitjili, melihat dari kacamata sektor pariwisata. Sampai hari ini sudah banyak pekerja-pekerja sektor pariwisata yang awalnya bekerja melayani turis mancanegara harus dirumahkan karena adanya wabah virus Covid-19.

Saat ini ungkap Katjily, aktivitas pariwisata pun sudah di lockdown, kerugian secara ekonomi jelas terjadi, untuk itu harapannya saat ini seluruh element masyarakat agar bersama-sama bersatu melawan Covid-19,  

“ Contoh penanggulangan covid-19 di China, tidak lagi saling menyalahkan tapi bersama-sama membangun kesadaran diri bahwa ini adalah tanggung jawab kita bersama.”ujar Katjily.

Sementara itu Taufik Tumbelaka (Direktur Eksekutif TAC) mendorong  pemerintah provinsi bisa melibatkan media sebagai corong informasi agar mampu memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat sehingga tidak terus terjadi kesimpang siuran informasi.

“ Buat satgas dan tim khusus untuk terus mengupdate info-info terbaru. Dengan demikian masyarakat diharapkan tetap tenang, tidak panik, apalagi sampai melakukan Panic Buying. Percayakan pada Pemerintah dan Dinas Kesehatan bahwa penanggulangan Covid-19 sedang diatasi dengan sebaik-baiknya

Di akhir diskusi, anggota DPRD MJP menyampaikan bahwa DPRD Provinsi sebagai lembaga yang melakukan pengawasan, berperan serta melakukan edukasi ke masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik dalam menghadapi Virus Covid-19.

“ Ada dana APBD Sulawesi Utara sebesar 45 Milliyar yang dialokasikan pemerintah untuk penanggulangan Covid-19, MJP akan memastikan bahwa anggaran tersebut digunakan dengan sebaik-baiknya demi kepentingan dan keselamatan masyarakat Sulawesi Utara. “ bebernya.

MJP menambahkan saat ini secara Nasional telah diambil langkah Social Distancing selama 14 hari kedepan, langkah ini adalah langkah preventif yang mengacu pada standar prosedur WHO, diharapkan dalam 14 hari kedepan agar masyarakat khususnya anak sekolah yang diminta belajar di rumah, agar benar-benar mematuhi langkah Social Distancing ini, hal ini diambil demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19, kita harus disiplin, lakukan pola hidup sehat, banyak mengkonsumsi sayur dan buah, rajin cuci tangan, minum multivitami jika perlu, dan selalu berdoa pada Tuhan agar senantiasa dijauhkan dari berbagai keburukan dan penyakit.

“ Mari kita bersama mendukung langkah pemerintah dan biarlah tim medis kita bekerja dengan maksimal, Tuhan memberkati Sulawesi Utara, Tuhan memberkati Indonesia dan dunia. Amin, ” pungkas MJP. (stem)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *