FIB Unsrat Gelar Lomba Musik Kolintang dan Maengket Tingkat Nasional

Manado325 views

MANADO, JURNAL6 – Melestarikan budaya daerah yang menjadi kebanggaan Sulawesi Utara (Sulut) sudah seharusnya dilakukan oleh generasi masa kini. Globalisasi dan pesatnya perkembangan teknologi tanpa disadari telah menggerus aset-aset budaya leluhur.

Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), bekerjasama dengan yayasan Pa’Dior Pusat Pengembangan Kebudayaan Sulut berupaya untuk terus menghidupkan peninggalan leluhur tersebut dengan menggelar lomba musik kolintang dan tari maengket tingkat nasional, Jumat (26/4) di auditorium Unsrat.

Kegiatan rutin tahunan ini mampu menarik minat antusias peserta baik intern mahasiswa Unsrat maupun kelompok anak muda, sekolah hingga aliansi adat masyarakat. Puluhan kelompok tampil memukau dalam gelaran ini. Sayangnya sejumlah utusan kelompok tarian maengket dan musik kolintang dari luar daerah yang sebelumnya memastikan diri untuk ikut serta terpaksa batal datang karena mahalnya tiket penerbangan.

Meski demikian kegiatan ini terbilang sangat sukses digelar dan dari auditorium Unsrat, tabuhan tambor, lagi-lagu pujian terhadap Opo Empung (Tuhan Sang Pencipta) hingga alunan merdu musik kolintang menggema, memukau ratusan penonton yang memadati lokasi lomba.
Rektor Universitas Sam Ratulangi Prof Dr Ir Ellen Joan Kumaat MSc DEA dalam kegiatan tersebut, menyampaikan rasa bangganya, karena lomba ini sangat baik dilakukan sebagai rasa tanggungjawab generasi masa kini untuk terus memelihara kebudayaan daerah. “Banyak orang muda lebih tertarik belajar kebudayaan asing dan salah satu penyebabnya adalah kurangnya informasi kekayaan yang dimiliki oleh bangsa kita, padahal Indonesia memiliki berbagai warisan budaya yang telah mendunia diantaranya kolintang dan maengket,” tutur Kumaat.

Menjadi generasi penerus bangsa, Unsrat akan mendukung penuh upaya pelestarian budaya dan FIB menjadi garda depan untuk mengangkat asset daerah agar tidak tergilas budaya modernisasi. “Lewat pendidikan yang humanis maka figur-figur pemuda yang kreatif dan inofatif akan tercipta sambil terus mendorong terciptanya generasi muda kekinian yang berbudaya tinggi,” tambahnya.

Dekan FIB Unsrat Drs Reymond Mawikere mengungkapkan lenggang lenggok para penari mengikuti bunyi tambur sambil mendendangkan nyanyian pujian dan syukur dalam bahasa daerah tentu menunjukkan jika generasi muda ini cinta akan tanah leluhurnya. “Semangat inilah yang akan terus kami kobarkan sehingga generasi kita sadar akan pentingnya menjaga budaya unggulan daerah kita. Cinta budaya sendiri dan bangga sehingga memiliki rasa tanggungjawab memeliharanya,” kata Mawikere.


Ikut hadir dalam kegiatan ini, budayawan Sulut sekaligus juga Ketua Umum Yayasan Institut Seni Budaya Sulawesi Utara Irjen Pol (Purn) Benny J Mamoto yang mengaku antusias dengan kegiatan seperti ini. “Terus jaga dan kembangkan, karena kalau bukan kita, siapa lagi yang akan melestarikan kekayaan daerah kita ini. Bangga dengan milik kita, bangga pula untuk menjaganya, jadilah pelaku budaya yang unggul,”pesan Mamoto. (lalla)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *