Wanita Cantik Ditemukan Tewas Tercabik di Samping Buaya

Minahasa, Jurnal6

Nasib tragis dialami wanita cantik, bernama Deasy Tuwo (44). Tubuhnya ditemukan tercabik-cabik di dalam kolam berisi buaya, milik bos perusahaan mutiara. Disinyalir, warga Desa Suluun, Kecamatan Tereran, Kabupaten Minahasa Selatan ini, tewas diterkam buaya peliharaan.

Peristiwa ini terjadi di Desa Ranowangko, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa, di kawasan perusahaan pembibitan mutiara, Jumat (11/1/2019). Saat ditemukan, mayat korban tidak utuh lagi. Tangan kanannya hilang, sedangkan bagian dada dan perut, robek. Tangan kiri dan wajahnya pun terdapat luka lobang dan robek.

Informasi yang berhasil dirangkum menyebutkan, mayat Deasy, pertama kali ditemukan oleh tiga warga, yakni Erling Rumengan, Vian Turangan dan Audy Engkol. Mereka ditugaskan oleh Mr Ochiai, pemilik perusahaan asal Jepang, untuk mengecek korban. Pasalnya, korban tidak mengangkat telepon dari bos tersebut, selama seharian. Saat tiba dilokasi dan mencari, akhirnya mereka mendapati tubuh korban yang sudah menjadi mayat di dalam kolam buaya. Karena takut, mereka melaporkan temuan itu ke pihak berwajib.

Sementara, spekulasi lain yang beredar di masyarakat mengatakan, Deasy diduga tewas diterkam saat memberi makan buaya. Disinyalir, korban diterkam setelah jatuh terpeleset ke dalam kolam. “Kejadiannya di Tanawangko, arah Mangatasik. Kemungkinan Ada kasih makan buaya, kong ta palisi. Akhirnya ta maso di kolam buaya,” terang warga.

Wakapolres Tomohon, Kompol Joice Wowor, ketika dikonfirmasi, membenarkan penemuan mayat perempuan itu. Saat ditemukan, korban memang sudah tidak bernyawa. “Informasi dari warga, korban biasa memberi makan buaya itu,” katanya.

Kendati demikian, dia belum bisa memastikan bahwa korban tewas diterkam buaya. Pasalnya, pihak kepolisian masih akan melakukan penyelidikan mendalam. “Kami belum bisa memastikan, karena masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus tersebut,” tegasnya.

Saat ini, kata Wowor, mayat korban sudah dievakuasi oleh petugas ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Kandouw, di Malalayang, Kota Manado.

Dari pantauan, ratusan warga memadati kawasan pembibitan mutiara, Desa Ranowangko. Konsentrasi warga itu terjadi sejak pagi hingga sore hari. Warga berdesakan melihat dari dekat mayat korban dan buaya peliharaan itu. Pemerintah desa dan pihak kepolisian, langsung memakai garis pembatas, agar warga tidak terlalu dekat dengan kolam berisi buaya berukuran 5 meter.(rul mantik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *